Tokyo (ANTARA) - Harga minyak tergelincir sekitar tiga dolar per barel di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena investor mengambil untung dari reli baru-baru ini menjelang pertemuan para produsen utama yang diperkirakan akan membuka jalan bagi peningkatan produksi.
Minyak mentah Brent merosot 2,76 dolar AS atau 2,4 persen, menjadi diperdagangkan di 113,53 dolar AS per barel pada pukul 00.24 GMT, setelah naik 0,6 persen pada hari sebelumnya.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berkurang 2,89 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi diperdagangkan di 112,37 dolar AS per barel, setelah menguat 0,5 persen pada Rabu (1/6/2022).
Harga acuan minyak telah menguat lebih tinggi selama beberapa minggu karena ekspor Rusia ditekan oleh sanksi Uni Eropa dan AS terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina, tindakan yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus".
Sementara kemunculan bertahap China dari penguncian ketat COVID-19 telah menambah dukungan harga, dolar AS yang lebih kuat juga menekan harga minyak pada Kamis karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
"Investor mengambil keuntungan menjelang pertemuan OPEC+ dan dolar yang lebih tinggi," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd, merujuk pada pengelompokan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu terkait, termasuk Rusia.
"Kami memperkirakan tidak ada kejutan dari OPEC+ karena kelompok itu tidak mungkin mengubah kebijakan mereka ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Arab Saudi," katanya.
Saito memperkirakan pasar akan pulih kembali setelah pertemuan tersebut karena berlanjutnya pengetatan pasokan global dan permintaan yang kuat untuk bahan bakar di Amerika Serikat dan Eropa.
OPEC+ akan tetap mempertahankan kenaikan produksi minyak bulanannya, meskipun melihat pasar global yang lebih ketat, lima sumber OPEC+ mengatakan pada Rabu (1/6/2022).
The Wall Street Journal melaporkan pada Selasa (31/5/2022) bahwa beberapa anggota OPEC sedang mempertimbangkan gagasan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan guna memungkinkan produsen lain memompa lebih banyak minyak mentah secara signifikan seperti yang diinginkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Tetapi dua sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa pertemuan teknis pada Rabu (1/6/2022) tidak membahas gagasan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan. Enam delegasi OPEC+ lainnya mengatakan gagasan itu tidak dibahas oleh kelompok tersebut.
Komite teknis OPEC+ memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak 2022 sekitar 500.000 barel per hari menjadi 1,4 juta barel per hari, kata dua sumber OPEC+.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022