Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan akademik harus diimbangi dengan pendidikan karakter.
“Kami di Kemendikbudristek selalu percaya pendidikan akademik harus diimbangi dengan pendidikan karakter sebab di masa depan tantangan yang akan kita hadapi akan semakin beragam dan skalanya jauh lebih besar sehingga SDM unggul bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki mentalitas yang tangguh,” ujar Nadiem dalam acara webinar nasional dengan topik “Pembentukan Karakter dan Mentalitas Unggul Generasi Emas Berbasis Pancasila melalui Pendidikan” yang diselenggarakan PPM Manajemen di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya terus berupaya memastikan agar profil pelajar Pancasila meliputi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif dapat terwujud.
Baca juga: Menteri PPPA: Pendidikan karakter anak wujudkan SDM berkualitas
Ketua Umum Pengurus YYS PPM Tjahjono Soerjodibroto mengatakan filosofi jalan daun yang dianut PPM Manajemen membuatnya ingin selalu menjadi mitra organisasi agar dapat bertumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang berharkat dan bermartabat.
“Melalui webinar ini, kami mengajak para peserta pendidikan dan pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian dan prioritas dalam pembangunan mentalitas unggul generasi emas, dengan mengambil momentum Hari Kelahiran Pancasila seraya ingin mempertahankan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang patut dijaga serta harus menjiwai seluruh pembentukan karakter unggul SDM Indonesia,” kata Tjahjono.
Ketua Panitia HUT Ke-55 PPM Manajemen Nina Ivana mengatakan perlu upaya mengelola agar bonus demografi dapat dinikmati.
Baca juga: Airlangga: Kurikulum pendidikan berkarakter kuatkan karakter bangsa
“Kami mencoba untuk mengajak seluruh rangkaian bangsa untuk bergotong royong membangun bangsa untuk mengoptimalkan bonus demografi. Salah satunya dengan membangun kualitas generasi emas masa depan bangsa lewat Pembangunan Karakter dan Mentalitas Unggul Berbasis Pancasila,” kata Nina.
Nina menambahkan bahwa pihaknya ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk memberi perhatian lebih terhadap pengembangan jiwa Pancasila dan mentalitas yang bertumbuh dari peserta didik.
Bonus demografi merupakan periode di mana komposisi masyarakat tenaga kerja produktif (15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk. Dengan bonus demografi, Indonesia mengharapkan terjadinya peningkatan produktivitas dan GDP sebagai daya dorong untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Untuk itu, perlu adanya usaha untuk memastikan periode ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
Baca juga: Nadiem : Pramuka dukung pendidikan karakter
Bonus demografi dapat berkontribusi dalam pencapaian Visi Indonesia 2045, yaitu untuk menjadi negara yang berdaulat, adil, maju, dan makmur. Dalam webinar itu juga dibahas mengenai upaya pembentukan karakter generasi emas berbasis Pancasila dan juga dukungan lingkungan untuk mewujudkan karakter generasi emas berbasis Pancasila.
Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022