Upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 6,7 persen pada 2012 menghadapi tantangan berat karena pada saat yang bersamaan sejumlah negara justru merevisi ke bawah target pertumbuhan ekonominya menyusul dampak krisis ekonomi global terutama di Eropa.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida S Alisjahbana menyatakan bahwa investasi merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7 persen pada 2012 sesuai target APBN.
"Pertumbuhan investasi pada 2011 baru mencapai 8,1 persen, tahun ini diharapkan lebih tinggi lagi," kata Armida di dalam konferensi pers awal tahun di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan, upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 6,7 persen pada 2012 menghadapi tantangan berat karena pada saat yang bersamaan sejumlah negara justru merevisi ke bawah target pertumbuhan ekonominya menyusul dampak krisis ekonomi global terutama di Eropa.
"Semua negara seperti China, India, Singapura merevisi target pertumbuhan ekonomi untuk 2012," katanya.
Sementara itu mengenai target pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,5 persen, Armida optimistis, target tersebut dapat tercapai. Badan Pusat Statistik (BPS) baru akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi 2011 pada awal Februari 2012.
Armida menyebutkan, selain realisasi pertumbuhan investasi 2011 yang mencapai 8,1 persen, pertumbuhan komponen lain yaitu konsumsi masyarakat mencapai 4,7 persen, belanja pemerintah 4,1 persen, ekspor 15,4 persen, dan impor 14,8 persen.
Sementara itu jika dilihat dari sektor-sektornya, maka pertumbuhan sektor pertanian mencapai 3,2 persen, pertambangan 2,4 persen, industri pengolahan 5,9 persen, listrik (termasuk gas dan air bersih) 5,5 persen, bangunan 6,5 persen, perdagangan (termasuk hotel dan restoran) 9,1 persen, pengangkutan dan komunikasi 10,6 persen, keuangan 6,8 persen, dan jasa-jasa 6,7 persen.
Sementara itu mengenai kemiskinan, Armida mengatakan, BPS nantinya akan mengumumkan data kemiskinan dua kali dalam setahun.
"BPS mengumumkan data tentang kemiskinan dua kali setahun sehingga kita bisa meng-update data terakhir," kata Armida.
Per Maret 2011, jumlah penduduk miskin turun menjadi 30 juta orang (12,49 persen) dari 31,02 juta orang (13,3 persen) pada 2010.
"Per September 2011, jumlah penduduk miskin mencapai miskin mencapai 29,89 juta orang atau 12,36 persen," kata Armida.
(A039/A011)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012