Pendidikan agama di tanah air lebih besar partisipasi masyarakat, ulama untuk mencerdaskan bangsa. Mereka membangun bukan karena APBN, tapi karena kekayaan spirit.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan peningkatan pendidikan agama dan keagamaan merupakan tanggung jawab bersama, sehingga semua kepala daerah diharapkan memberikan sumbangan atau peran nyatanya.
"Uang memang ada yang masuk anggaran APBN ada yang APBD. Tapi yang namanya murid adalah anak-anak kita," kata Menag pada malam Apresiasi Pendidikan Islam di Hotel Borobudur Jakarta, Senin malam (2/1). Karena itu ia memuji bupati atau walikota yang menyisihkan APBD-nya.
"Pendidikan agama juga sangat penting ditingkatkan," katanya.
Pada acara terkait Hari Amal Bhakti ke 66, sejumlah bupati dan walikota serta tokoh penggerak pendidikan agama dan santri serta siswa berprestasi memperoleh penghargaan dari Kementerian Agama. Acara ini juga dihadiri Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat serta pejabat eselon I dan II Kemenag.
Suryadharma Ali mengatakan, pendidikan di lingkungan Kementerian Agama, antara 90-92 persen dikelola swasta, sedangkan 8-10 persen berstatus negeri. Ini berbeda dengan pendidikan dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang 90 persen berstatus negeri.
"Maknanya pendidikan agama di tanah air lebih besar partisipasi masyarakat, ulama untuk mencerdaskan bangsa. Mereka membangun bukan karena APBN, tapi karena kekayaan spirit," ia menjelaskan.
Sekarang ini, lanjut dia, lembaga pendidikan agama mengalami kemajuan bahkan ada yang mampu bersaing di kancah internasional. Karena itu seyogianya para kepala daerah membantu peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan, termasuk memberi kesejahteraan guru agama.
"Yang sudah memberi hendaknya diperbesar yang belum dimulai. Jangan beri perhatian berbeda antara guru Kementerian Agama dengan Kemendikbud," kata Menag.
(E001/A011)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012