Menteri Luar Negeri Suriname mengumumkan bahwa negaranya berencana segera membuka kedutaan di Yerusalem, ibu kota Israel,Broek, Belanda/Yerusalem (ANTARA) - Suriname berencana membuka kedutaan besar di Yerusalem namun tanggalnya belum ditentukan, kata pejabat Suriname dan Israel, Senin (30/5).
Rencana tersebut kemungkinan akan ditentang oleh Palestina.
Menteri Luar Negeri Suriname Albert Ramdin telah berkunjung untuk bertemu dengan Menlu Israel Yair Lapid, kata pemerintah Israel melalui pernyataan.
"Selama pertemuan kedua menteri luar negeri, Menteri Luar Negeri Suriname mengumumkan bahwa negaranya berencana segera membuka kedutaan di Yerusalem, ibu kota Israel," bunyi pernyataan itu.
Baca juga: Menlu: Sudah terlalu lama hak-hak Palestina digerogoti Israel
Ramdin mengatakan kepada Reuters bahwa ia tidak tahu pasti kapan kedutaan tersebut akan dibuka.
"Kami belum tahu. Kami baru menyampaikan niat tersebut. Pembicaraan itu, mengenai bagaimana dan apa, akan dimulai sekarang," ujarnya.
Yerusalem selama ini merupakan masalah paling pelik dalam konflik yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun antara Israel dan Palestina.
Sejauh ini, hanya ada empat negara yang menempatkan kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem, bukan di Tel Aviv.
Keempat negara itu adalah Amerika Serikat, Honduras, Guatemala, dan Kosovo.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang dicaplok Israel selama perang Timur Tengah pada 1967, sebagai ibu kota negaranya pada masa depan.
Israel sendiri menganggap seluruh wilayah kota itu, termasuk bagian timur yang dicaploknya pada 1967, sebagai ibu kota.
Suriname pada Maret menunjuk Stevanus Noordzee sebagai duta besar nonresiden untuk Israel --yakni tidak tinggal di Israel.
Pemerintah Suriname mengatakan pihaknya berharap penunjukan duta besar tersebut akan memperkuat hubungannya dengan Israel.
Sumber: Reuters
Baca juga: Gedung Putih serukan hidup berdampingan di Yerusalem
Baca juga: Pemimpin Hizbullah: Serangan ke Yerusalem berarti perang regional
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022