Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, meyakini bahwa tingkat inflasi (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada tahun 2012 dapat terjaga pada kisaran 5,3 persen sesuai dengan asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2012.
"Inflasi 5,3 persen akan terjaga, bahkan bisa lebih baik dari angka itu," kata Agus Martowardojo, usai mengikuti Rapat Koordinasi Ketahanan Energi Nasional, di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Senin.
Menurut Agus, inflasi pada tahun 2011 (Januari-Desember) yang hanya mencapai 3,79 persen merupakan prestasi karena jauh lebih rendah dari inflasi 2010 yang mencapai 6,96 persen.
"Untuk tahun 2012 pemerintah harus mampu menjaga target inflasi 5,3 persen, karena terkait dengan politik anggaran," ujarnya.
Menurut dia, koordinasi semua pihak menjadi mutlak di satu sisi menjaga inflasi pada level tertentu, tapi sisi lain pemerintah juga harus menjamin pertumbuhan ekonomi domestik.
Ia menjelaskan, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah menjaga harga komoditi.
"Ada beberapa komoditi yang berpotensi harganya meningkat, sehingga harus betul-betul dijaga dari sisi produksi maupun distribusinya," katanya.
Bahkan, ia meniai, komiditi tertentu jika tidak dapat dikendalikan, maka memicu alternatif, yaitu melakukan impor.
"Pada 2012 saya kira semua instansi terkait bisa bekerjasama dengan baik, sehingga inflasi terjaga, tingkat kemiskinan semakin rendah, dan ekonomi juga dapat optimal," ujarnya.
Agus mengutarakan faktor lain yang harus dikendalikan pemerintah dalam menjaga tingkat inflasi adalah harga minyak.
"Saat ini harga ICP (harga minyak Indonesia/ Indonesia Crude Price) masih sangat rentan karena masih agak jauh di atas asumsi BBM 2012," ujarnya.
Dalam APBN 2011 asumsi BBM sebesar 90 dolar Amerika Serikat (AS) per barrel, sementara saat ini harga minyak di pasar internasional masih berkisar pada level 110 dolar AS per barel.
"Kita mesti antisipasi harga minyak dunia yang bisa berubah-ubah," katanya.
Untuk itu, ia menambahkan, pemerintah harus betul-betul siap menjalankan pengendalian BBM bersubsidi, seperti yang sudah direncanakan dimulai pada 1 April 2012.
(Uu.R017/S025)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012