Masih ada volatilitas di pasar karena pengaruh krisis Eropa. Meski demikian, Eropa secara bertahap telah mendirikan pilar-pilar untuk menyelesaikan krisisnya.

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (Dirut BEI) mengatakan, pergerakkan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan "volatile" (mudah berubah) dipicu masih kuatnya pengaruh krisis utang di eropa.

"Masih ada volatilitas di pasar karena pengaruh krisis Eropa. Meski demikian, Eropa secara bertahap telah mendirikan pilar-pilar untuk menyelesaikan krisisnya," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito, di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan, kesepakatan sebanyak 26 negara Uni Eropa (UE) mengenai fiskal dan pemberian dana kepada bank-bank di kawasan negara euro dapat membantu penyelesaian krisis di eropa dan diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perbankan, sehingga dapat memberi sentimen positif bagi pasar saham global.

Ia menambahkan, perekonomian Amerika Serikat (AS) yang sudah menunjukkan perbaikkan diharapkan dapat memberi sentimen positif bagi pasar investasi.

Meski sentimen negatif eksternal masih kuat, Ito mengatakan, pasar modal dalam negeri masih dapat tumbuh seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat.

"Indonesia prospeknya masih bagus, karena kinerja fundamental dan ekonomi kita bagus, sehingga pasar modal dalam negeri masih dapat bertahan dan mencatatkan kinerja positif," kata dia.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012