Kepala BPS Provinsi Riau Abdul Manaf di Pekanbaru, Senin, mengatakan, penduduk miskin pada September 2011 sebanyak 472.450 jiwa atau 8,17 persen dari 5,53 juta jiwa penduduk Riau. Dibanding Maret 2011 sebanyak 482.050 jiwa atau 8,47 persen, jumlah tersebut menurun.
"Selama periode Maret-September 2011, penduduk miskin Riau mengalami penurunan baik di daerah perkotaan dan pedesaan sebesar 9.600 jiwa," katanya. Komposisi penduduk miskin menurut daerah tempat tinggal di Riau pada Maret 2011 di pedesaan sebesar 70,56 persen, sedangkan di perkotaan 29,44 persen.
Komposisi tersebut mengalami pergeseran pada September 2011, dimana persentase penduduk miskin di pedesaan naik menjadi 71,19 persen. Sedangkan, jumlah penduduk miskin di perkotaan turun menjadi 28,81 persen.
"Hal ini menunjukan bahwa penurunan persentase penduduk miskin di pedesaan tidak secepat di perkotaan," ujarnya.
Selama Maret hingga September 2011, Garis Kemiskinan naik sebesar 4,92 persen yaitu dari Rp282.479 per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp296.379 per kapita per bulan pada September 2011.
Garis kemiskinan di bulan September 2011 di dalamnya terbagai Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah Rp219.058 dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) adalah Rp77.320.
Pada periode yang sama, lanjutnya, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Riau juga mengalami kenaikan. Pada bulan Maret 2011, P1 sebesar 1,21 dan naik menjadi 1,36 pada September 2011. Sedangkan, P2 pada Maret 2011 sebesar 0,29 naik menjadi 0,39 pada September 2011.
"Ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin bergerak menjauhi garis kemiskinan, namun ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin makin besar," ujarya.
Sementara itu, Sulawesi Utara mencatat kenyataan serupa dalam laju lebih kecil. "Maret 2011, tingkat kemiskinan Sulut masih mencapai 8,51 persen, tetapi pada bulan September turun menjadi 8,46 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, Dantes Simbolon di Manado, Senin.
Dengan penurunan angka kemiskinan menjadi 8,46 persen, maka penduduk yang masuk kategori miskin di Sulut menjadi 194,72 ribu jiwa. Tingkat kemiskinan, kata Simbolon, masih lebih tinggi terjadi di kawasan pedesaan dibanding perkotaan.
"Di pedesaan angka kemiskinan 9,25 persen mencapai 116,58 ribu jiwa, sedangkan di kawasan perkotaan mencapai 7,51 persen dengan 78,14 ribu jiwa," kata Dantes.
Kendati angka kemiskinan di pedesaan masih lebih tinggi dari perkotaan, kata Simbolon, tetapi dari sisi laju penurunan kemiskinan, justru kawasan pedesaan lebih baik.
"Posisi Maret-September 2011 di kawasan perkotaan, terjadi penambahan penduduk miskin sebanyak 900 jiwa, sebaliknya di kawasan pedesaan terjadi 1,1 juta jiwa," katanya. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012