Dalam undian seharusnya bisa lebih adil siapa bermain di mana dan kapanJakarta (ANTARA) - Petenis peringkat tiga dunia Alexander Zverev mengkritik panitia penyelenggara French Open yang dinilai mengistimewakan bintang remaja asal Spanyol yang sedang naik daun, Carloz Alcaraz, yang akan menjadi lawannya di perempat final Roland Garros, Selasa.
Zverev tidak senang dengan perlakuan panitia yang memberinya sedikit kesempatan untuk bertanding di lapangan Philippe Chatrier Court, Roland Garros --yang memiliki atap yang bisa dibuka-- dibandingkan dengan Alcaraz.
Petenis Jerman itu merasa penyelenggara menempatkannya pada posisi yang kurang menguntungkan menjelang perempat final. Dari empat pertandingan yang telah dijalani, hanya satu laga yang dimainkan Zverev di Phillipe Chatrier.
"Saya bermain di Chatrier sekali, Novak Djokovic bermain dua kali, Rafael Nadal tiga kali seperti Alcaraz," kata Zverev kepada media Jerman, seperti dikutip dari AFP, Senin.
"Saya tahu dia adalah superstar dan wajah baru tenis, dan bagus juga melihat sesuatu yang baru. Tetapi dalam undian seharusnya bisa lebih adil siapa bermain di mana dan kapan," tuturnya.
Baca juga: Zverev atasi masalah konsentrasi untuk capai delapan besar French Open
Zverev yang merupakan peraih emas Olimpiade Tokyo, menyebut bahwa bermain di lapangan Chatrier di Paris terasa sangat berbeda dibandingkan lapangan lainnya. Menurut dia, "ini seperti bermain di benua lain."
Meski demikian, petenis berusia 25 tahun itu mengaku tidak mempermasalahkan apabila penyelenggara mengistimewakan Djokovic dan juara 13 kali Roland Garros, Rafael Nadal, mendapatkan pertandingan lebih banyak di lapangan Chatrier.
"Jelas, dan memang benar bahwa Rafa dan Novak layak mendapatkan apa yang mereka inginkan,"
"Tapi sekarang datang pemain baru dan masih muda yang pantas mendapat banyak perhatian, tetapi saya merasa pemain lain justru terabaikan."
Baca juga: Alcaraz tekuk Khachanov untuk menuju perempat final French Open
Baca juga: Raja Tanah Liat bertemu Djokovic di perempat final Roland Garros
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022