Sumatera Barat (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy menekankan, edukasi masyarakat terkait gizi seimbang lebih dibutuhkan dalam mengatasi kekerdilan (stunting) pada anak balita di suatu wilayah.
“Kita sebenarnya tidak kekurangan gizi pangan, tapi masalah stunting di sini bukan hanya soal makanan tapi terkait knowledge masalah pengetahuan dan pendidikan dari bawah,” kata Audy saat ditemui ANTARA di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, Senin.
Baca juga: BKKBN gandeng Nestle Indonesia berikan edukasi gizi pada masyarakat
Audy menuturkan, bagi daerah seperti Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat merupakan salah satu lumbung pangan bergizi bagi banyak daerah di Sumatera Tengah.
Daerahnya mampu mengirimkan berbagai pangan seperti berbagai jenis sayur dan buah, jagung, beras, telur, ayam ataupun ikan.
Baca juga: BKKBN gencarkan Dashat di Kalbar guna beri edukasi gizi seimbang
Berbagai pangan itu, sering dikirimkan ke daerah seperti Jambi, Bengkulu, Riau ataupun Kepulauan Riau. Bahkan dia menyatakan daerahnya merupakan produsen telur nomor tujuh se-Indonesia bila melihat volume yang dihasilkan.
Sayangnya, edukasi di dalam masyarakat masih harus ditingkatkan. Setiap pengetahuan mengenai asupan gizi seimbang dan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia dua tahun harus disosialisasikan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.
Baca juga: Kemenko PMK: Edukasi literasi gizi di daerah libatkan tokoh setempat
“Masalahnya setelah lahir apakah ibu memberikan ASI eksklusif untuk bayinya sampai dua tahun? Jadi pengetahuan pengetahuan itu harus di transfer ke bawah. Bukan hanya kita bagi-bagi telur, bagi-bagi ikan, bagi biskuit program stunting, atau makanan bergizi lainnya,” ucap Audy.
Edukasi tersebut, kata dia, dapat diberikan dengan cepat melalui bantuan para kader yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK). Pihak lain seperti Bupati, TNI/Polri juga sebisa mungkin harus ikut terjun berkolaborasi di lapangan bersama-sama.
Baca juga: Bulog bagikan beras fortivit dan edukasi gizi ke warga Sukabumi
Selain membagikan edukasi, kolaborasi dapat dilakukan dengan mengolah data keluarga berisiko stunting yang tepat dan akurat di Kabupaten Sijunjung. Kemudian dapat dilakukan dengan pemeriksaan rumah layak huni seperti bersihnya sanitasi, kelayakan WC dan sirkulasi udara bagi keluarga.
Lewat upaya-upaya tersebut, dirinya yakin negara khususnya Kabupaten Sijunjung dapat mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045 sesuai dengan impian Presiden RI.
“Jadi kader memang punya peran strategis untuk membantu pengentasan stunting dan saya yakin Kabupaten sijunjung bisa menjadi daerah dengan angka stunting terendah di Sumatera Barat,” ujar dia.
Baca juga: Buku panduan edukasi gizi diluncurkan
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022