Nirjab Base (ANTARA News/AFP) - Menteri Pertahanan (Menhan) Perancis Gerard Longuet menghabiskan malam terakhir 2011 bersama dengan dengan pasukan Perancis yang sedang bertugas di Afghanistan.
Perancis merupakan negara dengan jumlah korban jiwa terbesar di Afghanistan sepanjang tahun 2011.
Longuet bertahun baru dengan tentara yang bermarkas di Surobi, di provinsi timur ibukota Kabul.
Setelah mendarat di Kabul, ia mengikuti upacara penghormatan bagi dua tentara Legiun Prancis - yang ditembak mati pada Kamis waktu setempat oleh prajurit Afghanistan di Kapisa.
Panglima Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afghanistan, Jenderal John Allen dari AS juga hadir dalam upacara itu.
Sepanjang tahun 2011, tercatat 26 tentara Perancis tewas, ini adalah angka tertinggi dalam satu tahun selama perang 10 tahun tersebut.
Pada pagi harinya, Longuet bertemu untuk membahas keamanan dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Menhan Afghanistan-nya Jenderal Abdul Rahim Wardak.
"Kita seharusnya tidak meremehkan kejadian itu. Kita harus menemukan jalan untuk menyelesaikannya," kata Kolonel Philippe Robin, komandan senior di markas Nirjab.
Ia menyatakan pasukan Perancis dan Afghanistan memiliki "alasan sama" dan akan meneruskan gerakan mereka.
Kepada tentara di Nirjab, Longuet memuji pengorbanan dan upaya mereka bagi harapan bahwa pada 2012 Tentara Kebangsaan Afghanistan mampu mengambil tanggung jawab atas keamanan di Kapisa.
"Tujuan Prancis tidak menjadi tentara asing tanpa batas waktu," katanya yang mengacu kepada tekad di Libya dan Pantai Gading.
Kejadian pada Kamis itu menjadikan kematian di antara tentara Perancis sejak awal perang tersebut pada 2001 menjadi 78 orang.
Setelah penarikan 400 tentara pada 2011, Perancis sekarang memiliki 3.600 tentara di Afghanistan dengan 200 lagi dijadwalkan pulang pada Maret 2012.
Sekitar 130.000 tentara asing di Afghanistan bersama pasukan pemerintah negara terkoyak perang itu melawan gerilyawan pimpinan Taliban.
Sedikit-dikitnya 565 tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini, seperti dikutip dari laman mandiri iCasualties.org.
Sejumlah 711 tentara asing tewas untuk seluruh 2010, yang menjadikan tahun itu paling mematikan bagi pasukan asing di Afghanistan.
Sejumlah 2.846 tentara asing telah tewas di Afghanistan sejak serbuan pada 2001, dengan rincian Amerika Serikat menderita korban terbanyak dengan 1.863 orang, diikuti Inggris dengan 394, Kanada 158, Perancis 78, Jerman 53, Italia 42, Denmark 42, Polandia 35, Spanyol 34, Australia 32, Belanda 25, dan sisanya dari negara lain.
Taliban menggunakan IED, yang mudah dan murah dibuat, sebagai senjata unggulan dalam perang satu dasawarsa melawan Amerika Serikat dan sekutunya itu, yang sudah menewaskan lebih dari 50 persen korban di kalangan tentara asing.
(B002/C/A011)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012