Malang (ANTARA News) - Kunto Hartono, drumer asal Banyuwangi, berhasil memecahkan rekor dunia Guinness World Records sebagai penggebuk drum terlama mengalahkan drumer asal Amerika Serikat, Russ Prager yang menggebuk drum selama 120 jam secara terus menerus.
Rekor dunia tersebut dipecahkan Kunto Hartono selama 121 jam tepat pukul 07.30 WIB di halaman Balai Kota Malang, Jawa Timur, Minggu.
Pemecahan rekor dunia itu rencana awalnya tepat pada malam pergantian tahun 2012 atau paling lambat Minggu (1/1) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Namun, terpaksa mundur karena waktu dimulainya menggebuk drum (Selasa, 27/12) juga mundur karena beberapa kendala teknis.
Pada hari pertama hingga ketiga, drumer asal Banyuwangi itu masih segar bugar dan staminanya masih prima. Namun, memasuki hari keempat (Jumat, 30/12) sudah mulai lemas, bahkan stiknya sempat jatuh dua kali dan diperiksa secara intensif oleh tim medis yang bersiaga di lokasi.
Setelah mendapatkan suntikan moral dari anak dan istrinya serta penonton dan pemeriksaan medis, Kunto kembali menggebrak dengan lagu-lagu "slow rock` yang diiringi oleh band-band lokal.
Bahkan, ketika menjelang pergantian tahun, sederetan band-band lokal maupun dari luar daerah memberikan suntikan semangat dengan menggelar parade band yang diselingi dengan pesta kembang api sepanjang malam hingga dini hari.
Hingga pesta pergantian tahun usai, Kunto masih tetap semangat untuk menuntaskan ambisinya sebagai penggebuk drum terlama di dunia dan akhirnya berhasil diraih tepat pukul 07.30 WIB.
Usai menyabet predikat sebagai penabuh drum terlam di dunia itu, Kunto langsung dilarikan ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk memulihkan kondisi kesehatannya yang melemah akibat tidak tidur dan istirahat sama sekali selama 121 jam lebih.
Untuk menambah amunisi dan menjaga kebugarannya, setiap delapan jam diselingi jeda selama 15 menit untuk melakukan medical check up serta keperluan lainnya yang mendukung aksi Kunto dalam upayanya memecahkan rekor dunia tersebut.
(E009)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012