Hingga kini aktivitas magmatik masih terjadi. Karena itu warga yang berada di sekitar kawah tidak melakukan aktivitas di radius bahaya 2,5 kilometer karena sangat berisiko.
Manado (ANTARA News) - Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung di Kakaskasen, Tomohon Farid Ruskanda Bina, mengatakan gempa vulkanik Gunung Lokon di Provinsi Sulawesi Utara muncul lagi namun frekwensinya tidak signifikan.
"Sempat muncul lagi gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal yang mengindikasikan terjadinya suplai-suplai energi dari dalam. Namun, frekwensi kegempaannya tidak signifikan," jelas Farid, di Manado, Minggu.
Aktivitas seismik hari ini, menurut Farid, sejak pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA terekam satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo lima milimeter dengan lama gempa 35 detik.
Selain itu terekam pula dua kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimum 10-31 milimeter dengan lama gempa lima sampai tujuh detik dan tiga kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo maksimum tiga hingga enam milimeter dengan lama gempa tiga sampai lima detik.
Sementara itu di periode waktu enam jam selanjutnya, terekam enam kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo tiga hingga 10 milimeter dan lama gempa tiga sampai 11 detik.
Terekam pula satu kali gempa embusan dengan amplitudo maksimum 44 milimeter dengan lama gempa 55 detik.
"Tremor vulkanik yang masih terekam memiliki amplitudo sekitar 0,5 hingga tiga milimeter," katanya.
Ia mengatakan, sebelum munculnya gempa vulkanik, tremor vulkanik sempat mengecil namun tidak dapat dipastikan apakah terjadi pengangkatan material vulkanik dari dalam kawah.
"Pascaletusan 27 Desember 2011, status Gunung Lokon masih siaga level III dengan radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon. Baik status dan radius bahaya belum diturunkan PVMBG Bandung," katanya.
Karena itu Farid berharap, warga tetap waspada karena aktivitas vulkanik Gunung Lokon belum normal dan masih ditandai dengan munculnya suplai-suplai energi dari dalam.
"Hingga kini aktivitas magmatik masih terjadi. Karena itu warga yang berada di sekitar kawah tidak melakukan aktivitas di radius bahaya 2,5 kilometer karena sangat berisiko," harapnya.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012