Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengemukakan Kampanye Sadar Wisata memberikan pemahaman terkait pembangunan pariwisata berkelanjutan di berbagai tujuan wisata di Tanah Air.

“Di antaranya berbagai elemen penting wisata bagaimana membangun pariwisata berkelanjutan dengan penerapan Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan Clean, Health and Safety Environment (CHSE). Penerapan elemen itu sangat penting untuk meyakinkan wisatawan,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Kampanye Sadar Wisata akan berlangsung di 65 desa wisata dari enam Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia selama tahun 2022-2023. Wisatawan akan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat, dan keberlanjutan lingkungan. Kampanye tersebut tidak hanya melibatkan para pelaku wisata, tetapi juga instansi pendidikan.

Baca juga: PPHI imbau masyarakat daerah sadar wisata

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh menekankan pentingnya meraih kepercayaan wisatawan melalui penguatan pemahaman para pelaku pariwisata mengenai pelayanan prima, CHSE, serta Sapta Pesona dalam melayani kunjungan wisatawan.

Frans mengatakan sosialisasi Sadar Wisata sangat penting guna mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi, termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang berkesan.

“Ini adalah fondasi bagaimana sebuah desa atau destinasi bisa survive tidak hanya di masa pandemi melainkan juga keberlanjutan ke depannya,” kata Frans.

Terkait CHSE, Frans menegaskan harapan untuk membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya. Sementara terkait pelayanan prima, ia menjelaskan keramahtamahan penting dalam memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung saat berada di desa wisata.

Perwakilan Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, Glory Hastanto mengatakan kegiatan sosialisasi itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, membangun pola pikir masyarakat agar menjadi pemeran aktif dalam pengembangan pariwisata di desa.

Baca juga: Lembaga Adat Kampung Ratenggaro berdayakan warga agar sadar wisata

Baca juga: Kemenpar ingin masyarakat desa wisata makin sadar wisata

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, NTT Pius Baut mengatakan pariwisata menjadi sektor usaha yang paling terdampak karena pandemi COVID-19.

Sosialisasi itu kembali menyadarkan dan memotivasi agar masyarakat di sekitar Labuan Bajo menatap ke depan, apa yang bisa dibuat untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata. Saat ini, menurut Pius, jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sudah sama dengan sebelum masa pandemi,

“Bedanya sebelum pandemi wisatawan yang berkunjung 90 persen adalah wisatawan asing, sekarang jumlah wisatawan domestik sudah jauh lebih banyak. Setelah dibukanya kembali sektor pariwisata di sini, tercatat sudah 35.000 wisatawan datang ke Labuan Bajo,” kata Pius.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022