Jakarta (ANTARA News) - Semilir angin sepoi-sepoi menemani masyarakat yang ingin menikmati malam pergantian baru di Pantai Indah Jaya Ancol. Beratapkan langit, mereka menggelar tikar untuk duduk atau tidur-tiduran. Mereka tidak menghiraukan pasir-pasir laut yang menempel di tikar dan pakaian mereka.

"Kapan lagi mas ! Bisa duduk santai bareng keluarga selain malam tahun baru," kata Nilawati (27) yang sedang duduk berselonjor di atas tikar bersama anaknya Habibi (5). Suami Nilawati, Asep Mulyana (33), mengatakan susah mencari waktu yang tepat untuk berekreasi bersama karena selalu terbentur dengan kesibukan di kantor dan waktu anak sekolah. Nah tahun baru inilah, kata Asep, moment yang tepat untuk jalan-jalan.

Ada juga pengunjung yang benar-benar niat seperti Gunawan (35) atau yang biasa dipanggil Wawan yang membawa satu keluarga besarnya. Warga kampung Bojong - Bekasi itu sudah datang sejak siang hari dengan membawa bekal makanan yang banyak dan juga peralatan tidur seperti kasur kecil lipat beserta bantal.

Wawan mengatakan masing-masing keluarganya atau kakaknya membawa makanan yang berbeda-beda dari nasi kuning, lauk-pauk, sayuran rebus, kue dan mie instan. Bahkan, ia berniat bermalam di tepi Pantai Indah karena akan sulit keluar dari Ancol dalam satu waktu atau selepas malam tahun baru (macet). "Pokoknya, stock makanan sudah full ampe besok pagi. Kasur dan bantal juga sudah siap," katanya dengan mengenakan switer dan celana berkantong banyak.

Asep, Nila, Habibi dan Wawan ada sekian dari jutaan orang yang memadati Taman Impian Jaya Ancol pada malam tahun baru (31/12). Yang datang pun tidak hanya keluarga, ada yang datang bersama kekasihnya sambil bergandengan tangan, ada yang datang bersama teman sambil bersenda gurau dan bernyanyi-nyanyi.

Ada juga yang datang seorang diri seperti perempuan muda yang mengenakan kaos putih dan celana jeans biru sedang bernarsis ria dengan memotret diri sendiri dengan ponsel mungilnya di depan patung ikon "monyet" Dufan. "Woi ! narsis tahu !," kata seorang pemuda yang sedang berjalan di depannya dan ingin menggodanya.

"Emang gue pikirin, dasar syirik," timpal perempuan ABG itu membalasnya.

Ancol selalu menyimpan daya magis tersendiri untuk menyeret jutaan orang untuk menikmati malam pergantian tahun baru setiap tahunnya. Betapa tidak, puluhan wahana-wahana hiburan seperti aneka permainan pantai atraktif, pagelaran musik modern dan etnik, pemutaran film, Ancol presents Musikal Laskar pelangi Highlights, Sea World, Dufan Defender, Russian Underwater Show, Manusia Beton Ala Limbad, dan konser musik.

Malam itu, suasana malam pergantian malam tahun baru di Ancol sungguh gegap gempita. Suara kembang api dan terompet saling bersahutan. Maklum, kembang api dan terompet masih menjadi pilihan masyarakat untuk meriahkan tahun baru. Malah, masyarakat berlomba-lomba menyalakan kembang api membuat langit pantai Ancol malam itu sungguh indah.

Sebuah kembang api menyala dari sisi barat Pantai Indah, belum sempat kembang api itu meledak di angkasa. Sebuah kembang api kembali menyala dari sisi timur. Tampak seperti, seperti sebuah perang meriam pasukan artileri.

Ledakan kedua kembang api itu, juga memancing masyarakat yang berada di pantai karnaval dan di sekitar area Ancol ikut menyalakan kembang api. Semua mata masyarakat tertuju ke langit sambil bertepuk tangan dan bersorak untuk kembang api yang memiliki ledakan yang besar atau memekakan telinga. Nyala kembang api berlangsung setiap saat dan semakin malam, semakin banyak juga pengunjung yang datang.

"Tuhkan mas, serukan !, apa saya bilang" kata Nila kepada Asep sambil menutupi telinga si-kecil Habibi.

Sekitar 30 menit menjelang pergantian tahun baru, peluncuran kembang api ke angkasa semakin menjadi-jadi. Suara ledakan kembang api hampir terdengar dimana-mana. Hampir, di sudut langit Jakarta dipenuhi kembang api. Puluhan lampu sorot yang terpasang di setiap titik Ancol, menyoroti langit-langit Jakarta.

Acara puncaknya, tepat pukul 24.00 WIB, sebuah pesta Kembang Api atau juga Sea Side Fire Works dinyalakan di empat titik kawasan Ancol yaitu Pantai Indah, Dermaga Putri Duyung, Dermaga Beach Pool dan Pantai Carnival. Kembang api yang menggelegar itu memiliki warna warni ada merah, kuning dan biru. Seketika langit-langit Jakarta terang benderang bagaikan kilat yang mengerjap-ngerjap.

Jika di kawasan Ancol, suara ledakan kembang api dan terompet sungguh memekakan telinga, maka suara klakson kendaraan bermotor baik mobil dan motor yang berada di luar kawasan Ancol atau Jl. Gunung Sahari tepatnya, tidak kalah nyaring. Ratusan kendaraan berjalan merayap sambil membunyikan klakson menuju Ancol. Terlihat, beberapa polisi lalu lintas kewalahan mengatur lalu-lalang kendaraan tersebut.

Meskipun dilarang, ada juga sekelompok anak-anak yang melakukan pawai keliling dengan Mikrolet di sekitar Ancol. Ada seorang anak bertelanjang dada dan menggerakan kedua tangannya duduk di atas Mikrolet. Ada juga temannya sambil menabuh drum dan membawa bendera.

Aksi mereka seperti aksi supporter bola yang akan mendukung klub kesayangannya. Sayangnya, aksi konfoi keliling anak-anak itu malah dibiarkan oleh ketiga polisi lalu lintas (Polantas) yang malah sedang menyantap siomay di pinggir. Suasana lalu lintas di depan Ancol tampak lancar dan tidak ada kemacetan atau penutupan ruas jalan.

Bagi mereka, ini adalah malam terindah untuk menyongsong hari esok yang cerah. Malam yang terjadi hanya setahun sekali yang tidak ingin dilewatkan begitu saja.

Busway paling awal, KRL paling akhirMenjelang tutup tahun, Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Busway menghentikan jam operasi pada pukul 18.30 WIB. Padahal, waktu operasional bus TransJakarta biasa berakhir pada pukul 23.00 WIB. Hal itu dilakukan Bus TransJakarta untuk menghindari kemacetan karena banyak masyarakat yang ingin merayakan tahun baru.

Menurut pengamatan ANTARA News sejak pukul 16.00 WIB, ratusan penumpang busway sedang mengantri di Halte Transit Pasar Senen. Sebagian besar mereka ingin menuju Ancol, terlihat dari hampir semua penumpang turun di halte Ancol.

Ratusan penumpang membentuk antrean panjang karena kedatangan busway dari Kampung Melayu sangat lama sekitar 20-40 menit sekali. Halte Pasar Senen melayani koridor 5 yaitu Ancol-Kampung Melayu. Antrian panjang dan lama itu membuat sebagian kecil penumpang pindah memakai moda transportasi lain.

"Kalau kaya gini terus, ampe kapan sampainya," gerutu seorang ibu-ibu dan langsung keluar dari antrean memakai moda transportasi lain.Seorang petugas Halte Pasar Senen Nina F membenarkan penutupan lebih awal jam operasional busway tapi besok busway akan beroperasi seperti biasa yaitu pukul 05.00 WIB.

Masalah antrean, petugas busway akan menangani semaksimal mungkin karena tingginya animo masyarakat yang akan ke Ancol. "Tidak ada armada busway tambahan dan besok sudah beroperasi seperti biasa," katanya.

Hal itu tertolak belakang dengan PT. KAI yang memperpanjang jam operasional Kereta Api Listrik (KRL) Commuter Line rute Jakarta Kota - Bekasi yang akan berangkat pada pukul 12.45 WIB dan Jakarta Kota - Bogor yang akan berangkat pada pukul 12.50 WIB. Hal itu dilakukan PT. KAI untuk mengantisipasi masyarakat yang ingin pulang malam selepas merayakan malam tahun baru.

Doa dan harapanPergantian tahun baru, sama saja dengan membuka lembaran baru. Banyak harapan dan doa yang ingin dicapai untuk pribadi juga negara Indonesia tercinta ini.

Asep mengharapkan mendapatkan promosi jabatan di kantor. Wawan mengharapkan bisnis jual tanah dengan teman-temannya cepat laku sehingga keuntungannya bisa buat modal usaha.

"Ya mudah-mudahan tanah di Babelan cepat laku, jadi saya bisa buka ruko," katanya.

Nilawati mengharapkan pada 2012, pemerintah untuk tidak menaikan harga kebutuhan pokok atau sembako karena akan menggangu neraca keuangan keluarga.

"Kalau ibu-ibu mah, sembako jangan naik, yang murah-murah saja," harapnya.

Untuk pemerintah, Asep mengharapkan pemerintah serius memberantas korupsi di Indonesia dan menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di daerah-daerah. "Mudah-mudahan semua koruptor bisa dipenjara sehingga Indonesia bebas korupsi," katanya.

Sementara Wawan berharap,"semoga lekas sembuh PSSI."

(Adm)

Oleh Adam
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012