"Setiap tahun kita kumpul-kumpul dengan keluarga menyambut pergantian tahun. Ada satu hal tidak bisa dihilangkan, bakar jagung," kata Dian Apriyani, salah seorang warga Pontianak, saat sedang membeli jagung manis di pasar Flamboyan, Pontianak, Sabtu.
Menurut dia, selain bakar jagung dan ayam, biasanya juga diselingi kegiatan goreng-menggoreng sosis dan heikeng (rol udang) di rumah. Kegiatan tersebut dilakukan bersama keluarga dan dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga 01.00 dini hari.
"Saat menjelang detik pergantian tahun, kita biasanya menghidupkan kembang api sambil meniup terompet," tuturnya.
Demikian halnya dengan Alfian, warga Jalan Parit Pangeran, Kelurahan Siantan Hulu, tersebut juga tidak pernah meninggalkan tradisi bakar jagung saat menjelang tahun baru.
"Setiap malam pergantian tahun, biasanya ngumpul bareng teman-teman atau keluarga. Tidak mesti di rumah saya, biasanya juga dirumah teman-teman yang lain, tergantung kesepakatan namun yang namanya bakar jagung manis tidak pernah ketinggalan," katanya.
Kegiatan bakar jagung di Kota Pontianak biasanya juga dilakukan organisasi kemasyarakatan atau instansi pemerintahan dan perkantoran.
Sepertinya, melewatkan malam pergantian tahun tanpa kegiatan bakar jagung menjadi hal yang tidak bisa dielakkan di kota Pontianak. Wajar bila saat satu hari menjelang tanggal 1 Januari, para pedagang jagung dadakan berlomba-lomba menjual komoditi tersebut dengan harga dua hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Di pasar Flamboyan, sebagai sentral penjualan jagung di Kota Pontianak saat tahun baru, pedagang menjualnya dengan harga berfariasi, mulai dari Rp1.500 perbuah hingga Rp3.000. (ANT-171)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011