Riza Patria mengatakan hal itu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu terkait Seminar Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara di Jakarta, akhir tahun 2011.
Riza menegaskan, semangat persatuan dan kesatuan adalah nilai normatif yang telah diperjuangkan melalui "nation and character building" oleh pendiri bangsa.
"Proses itu harus kita lanjutkan dan kembangkan serta tidak boleh berhenti hanya sampai era Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), dan Proklamasi Kemerdekaan RI (17 Agustus 1945)," katanya.
Munurut Riza, wacana bela negara tidak hanya urusan perang dengan musuh negara, tetapi juga membangun konsepsi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang utuh sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, misalnya permasalahan korupsi, toleransi, penegakan hukum dan penyelesaian sengketa di wilayah perbatasan.
"Bela Negara ditengah perubahan dunia saat ini tidak lagi dilakukan dengan memanggul bedil (hard power) malainkan dengan cara soft power atau information war fare," ujarnya.
Dia menegaskan, perang sesungguhnya adalah perang penguasaan sumber daya energi, pangan dan air melalui penguasaan tehnologi dan informasi serta kemampuan berdiplomasi yang kesemuanya itu hanya dapat diraih melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan sebagaimana sesanti Resimen Mahasiswa, Widya Castrena Dharma Siddha (Penyempurnaan Pengabdian dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Olah Keprajuritan).
Riza menambahkan Menwa dan Alumni Menwa yang berasal dari beragam latar belakang dan berbagai macam profesi, merupakan komponen penting bela negara yang siap untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menwa diharapkan kehadirannya dalam membantu aparatur negara untuk menegakkan disiplin, mewujudkan ketertiban, melindungi segenap tanah air dan seluruh rakyat Indonesia, baik dari permasalahan antarwarga dan ancaman dari pihak asing.
Seminar itu merupakan kelanjutan seminar sebelumnya tentang wawasan kebangsaan dan otonomi daerah, dan seminar selanjutnya akan digelar secara rutin oleh Menwa Indonesia, melalui kerja sama dengan berbagai pihak dan melibatkan beragam kelompok masyarakat.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011