Petenis Jerman itu harus menyelamatkan tiga set poin di set pertama dan bangkit dari ketertinggalan 4-2 dan 15-40 melalui servisnya sendiri di set kedua sambil juga melakukan tujuh kesalahan ganda dalam performa yang seperti rollercoaster.
"Dia membuatku gila," kata Zverev dikutip dari Reuters.
"Dia adalah salah satu pemain tercepat. Saya merasa setiap pengembalian diletakkan di baseline."
Baca juga: Djokovic rebut tiket perempat final Roland Garros dari Schwartzman
"Kami bermain tiga set tetapi kami bermain tiga jam. Ada beberapa lubang dalam konsentrasi saya tetapi itu adalah pertandingan yang bagus. Saya mengalami sedikit jatuh dan saya membiarkannya masuk ke pertandingan, hal-hal ini terjadi. Saya senang saya lolos dalam tiga set."
Zverev yang berusia 25 tahun, yang telah lama disebut-sebut sebagai calon pemenang Grand Slam, dua kali mematahkan servis petenis peringkat 131 itu untuk unggul 4-1.
Dia tampak akan melaju melalui pertandingan babak keempat tetapi konsentrasinya turun yang memberi lawannya celah.
Baca juga: Medvedev bertekad ambil alih posisi Djokovic di peringkat satu dunia
Zverev unggul 4-1, 40-0 pada servisnya sendiri tetapi Zapata Miralles melancarkan serangan balik, menyeret reli dan berjuang kembali untuk mematahkan servis petenis Jerman itu dua kali sebelum menyia-nyiakan tiga set poin pada tiebreak.
Zverev yang juga banyak melakukan kesalahan sendiri kemudian bangkit untuk menyelesaikan pertandingan, yang kebanyakan servisnya berjalan lebih lambat karena suhu yang dingin.
"Suhu di luar 12 derajat. Sangat sulit untuk mendapatkan bola melewati 200 km per jam, yang biasanya saya tidak punya masalah dengan itu," kata Zverev.
"Saya tidak keberatan sesi malam ketika suhunya 30 derajat di siang hari. Ketika 14 derajat seperti hari ini, maka di malam hari akan menjadi, delapan, sembilan -- itu menjadi sulit."
"Servis saya akan menjadi lebih lambat, forehand saya akan menjadi lebih lambat lagi. Bukan hal yang mudah bagi saya untuk bermain pada pukul 9.30 malam."
Baca juga: Zverev satu suara dengan petenis yang menentang larangan Wimbledon
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022