Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 25 rumah warga dan sejumlah fasilitas publik di dataran tinggi Gayo, yakni Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, rusak karena angin kencang di tengah cuaca buruk yang melanda Aceh dalam dua hari terakhir.
"Kondisi terakhir, petugas sudah melakukan pembersihan di lokasi kejadian," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas, melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Minggu malam.
Ilyas menjelaskan hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Bener Meriah, Minggu (29/5) sekitar pukul 12.35 WIB. Akibatnya 19 unit rumah dan sejumlah fasilitas umum rusak, yang tersebar di tujuh kecamatan daerah dataran tinggi Gayo tersebut.
"Cuaca buruk yang melanda wilayah Bener Meriah dan Aceh Tengah ini sudah terjadi sejak Sabtu kemarin, yakni hujan dengan intensitas tinggi atau lebat disertai angin kencang," katanya.
Ilyas mengatakan di Kecamatan Bukit terdapat tiga unit rumah warga yang rusak sedang dan satu unit gedung pemantau gunung api yang rusak ringan akibat diterpa angin kencang.
Kemudian, di Kecamatan Bandar terdapat delapan unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Mesidah satu unit rumah rusak ringan, di Kecamatan Weh Pesam ada enam unit rumah rusak ringan serta satu unit rumah rusak ringan Kecamatan Syiah Utama.
Di Kecamatan Timang Gajah terdapat satu unit Posdam 02 Lampahan yang rusak ringan dan satu Pesantren Nurul Islam yang juga rusak ringan di Kecamatan Pintu Rime Gayo.
"Sementara korban terdampak dalam peristiwa ini, warga atas nama Jainal Aripin, yang merupakan anggota Polsek Bandar mengalami luka di bagian alis dan di bawah dagu akibat terkena besi baliho," katanya.
BPBD Bener Meriah telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) ke lapangan untuk mendata dan melaporkan kejadian itu, sekaligus melakukan pembersihan di lokasi bersama masyarakat.
"Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut," katanya.
Sementara di Aceh Tengah, kata Ilyas, cuaca buruk juga terjadi pada Minggu (29/5) sekitar 12.36 WIB. Akibatnya enam rumah warga rusak ringan hingga berat, yang tersebar di lima kecamatan.
Di Kecamatan Rusip Antara, kata dia, terdapat tiga unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang dan satu unit rumah rusak ringan.
Sementara data kerusakan di kecamatan lain masih dalam pendataan. Meliputi Kecamatan Silih Nara, Ketol, Bintang dan Kecamatan Pegasing.
BPBD Aceh Tengah telah menurunkan petugas ke lapangan untuk melakukan pembersihan pendataan. Data sementara, total warga yang terdampak sebanyak 12 kepala keluarga.
"Di Kecamatan Rusip Antara warga mengungsi ke bangunan sekolah SD setempat dan rumah masyarakat. Sementara data pengungsi di kecamatan lain masih dalam pendataan," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang masih melanda wilayah Aceh dalam dua hingga tiga hari ke depan, sehingga warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
“Angin kencang, hujan lebat ini hampir merata di seluruh Aceh. Kalau kita lihat dari faktor penyebabnya, kondisi ini bisa bertahan dua hingga tiga hari ke depan,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I BMKG Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad.
Zakaria menjelaskan saat ini Aceh sudah memasuki musim kemarau, namun cuaca buruk ini lazim terjadi di tengah musim kemarau ini karena beberapa faktor.
Beberapa faktor itu, kata dia, mulai dari adanya tekanan rendah di Selat Benggal, adanya anomali suhu muka laut di Selat Malaka, laut Andaman, hingga Samudera Indonesia bagian Barat Sumatera, serta adanya pergerakan massa udara rossby ekuatorial yang dapat membawa uap air lebih banyak ke Aceh.
Apalagi, kata Zakaria, Aceh juga sudah memasuki musim angin barat. Biasanya khusus Aceh, kecepatan angin pada musim angin barat ini lebih kencang dibandingkan musim angin timur.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022