New York (ANTARA News) - Para pemimpin kelompok muslim memboikot pertemuan antaragama tahunan yang diselenggarakan Walikota New York Michael Bloomberg sebagai protes atas pemata-mataan polisi terhadap anggota komunitas muslim di sana.
Sekitar 350 pemimpin keagamaan, termasuk muslim, bertemu pada jamuan santapan pagi antarkeyakinan yang diselenggarakan Bloomberg di sebuah ruang di Perpustakaan Umum New York.
Namun 15 tokoh muslim yang diundang ke acara itu menolak menghadirinya, sebaliknya mengadukan apa yang mereka sebuah sebagai pemataan-mataan oleh polisi terhadap komunitas mereka sejak serangan teroris 11 September 2011.
"Selama massa ketika hak-hak sebuah komunitas dengan kasar dilanggar, para pemimpin tidak mampu tampil dalam hati nurani bersihnya di muka umum yang sebenarnya bertanggungjawab dan malah tampil ceria di depan kamera," demikian bunyi pernyataan tertulis kelompok muslim yang disampaikan kepada sang walikota.
Kelompok pemimpin muslim mengecam cara-cara polisi dalam memonitor dan memata-matai segala sudut kehidupan masyarakat muslim kota New York yang seringkali tanpa alasan apapun.
"Polisi memonitor dan mengumpulkan informasi dari warga kota New York mengenai 250 mesjid, madrasah, dan bisnis di seluruh pelosok kota, hanya karena agama mereka, bukan karena diduga melakukan kegiatan yang mencurigakan," bunyi pernyataan tertulis sembari mengutip sejumlah laporan.
Surat mereka itu ditandatangani diantaranya oleh Imam Al-Hajj Talib Abdur-Rashid dari Islamic Leadership Council di New York, Ahmed Jamil dari Muslim American Society, dan Aisha al-Adawiya dari Women in Islam.
Surat itu juga ditandatangani oleh sejumlah rabbi Yahudi dan pastor Protestan, seorang biarawati Katolik dan sebuah kelompok yang menamai dirinya dengan "Jews Against Islamophobia" (Yahudi Anti Fobiamuslim).
Selama acara sarapan bersama itu Bloomberg tidak menyinggung soal kontroversi itu, namun dia mengatakan jika warga kota tidak bekerjasama, maka "kita tidak akan bisa menggapai kebebasan kita bersama."
Bloomberg yang keturunan Yahudi ini mengatakan sewaktu kecil dia selalu bertanya kepada ayahnya mengapa sang ayah menyumbangkan uangnya untuk yayasan non Yahudi.
"Dia menjawan, 'diskriminasi terhadap seseorang adalah diskriminasi terhadap semua orang," kata Bloomberg.
Seorang undangan muslim yang hadir -- Hussein Rashid yang mengajar keagamaan di Universitas Hofstra -- mengatakan dia berharap Bloomberg membahas kontroversi itu.
"Dia bisa saja membahas soal kerja NYPD (polisi New York), mengapa dia anggap tindakan mereka itu layak," kata Rashid kepada WOR News Talk Radio.
"Saya ingin lebih dari sekadar basa basi, 'Kami tak melanggar hukum.' Karena pastinya jika Anda tidak melanggar hukum, maka Anda tidak akan mau berkata 'Kami tak melanggar hukum,'" kata Rashid seperti dikutip AFP.
"Kami tak membidik kelompok agama mana pun," kata Bloomberg kepada WOR belum lama ini. "Sejumlah laporan mengenai hal ini tidaklah akurat. Kami pergi ke tempat di mana potensi ancaman dilaporkan ada." (*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011