Sampang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, akan menawarkan program transmigrasi kepada kelompok Syiah sebagai upaya untuk meredam konflik dengan kelompok Sunni di wilayah itu.
"Kita mencoba menawarkan hal ini, siapa tahu mereka mau dengan program kami," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang, Hermanto Subaidi, Jumat.
Ia menjelaskan, usulan program transmigrasi kepada kelompok Islam Syiah itu bukan berarti `diskriminasi` karena program transmigrasi sudah ada sejak dulu.
"Itupun jika mereka mau. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Yang jelas, mereka itu kan tetap warga Sampang," katanya.
Pemkab Sampang, kata dia, kini tengah melakukan koordinasi dengan semua tokoh masyarakat dan tokoh ulama di Kabupaten Sampang untuk meredam kasus tersebut.
"Tadi kita telah melakukan pertemuan dengan forum pimpinan daerah bersama pengurus Majelis Ulama Indonesia untuk membahas jalan keluar persoalan ini," kata Hermanto Subaidi.
Kelompok Islam Syiah di Kabupaten Sampang yang kini tinggal di tempat pengungsian menyusul adanya kerusukan pada Kamis (29/12) sebanyak 270 orang dari total 351 orang.
Menurut Hermanto, mereka itu terdiri dari 167 kepala keluarga dan sebagian diantaranya telah berusia lanjut.
Konflik kelompok Sunni dan kelompok Syiah di Kabupaten Sampang ini sudah terjadi sejak tahun 2006, namun hingga kini belum bisa diredam hingga akhirnya terjadi aksi anarkis berupa pembakaran madrasah, mushalla dan rumah pimpinan Syiah, serta pondok tempat tinggal santri.
Konflik kedua kelompok Islam berbeda aliran pemahaman ini bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan pimpinan kelompok Islam Sunni KH Rois yang berebut santri.
Dari konflik kedua tokoh ini, lalu tersiar kabar di kalangan pengikut Islam Sunni bahwa kelompok Islam Syiah merupakan kelompok Islam yang menyebarkan ajaran sesat, hingga akhirnya memicu emosi pengikut Sunni di wilayah itu.
Puncaknya, terjadi pada Kamis (29/12) kemarin. Ratusan pengikut Islam Sunni lalu menyerbu kediaman pimpinan Islam Syiah di Desa Karang Gayam. Mereka membakar madrasah, mushalla dan rumah kediaman pimpinan Syiah. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011