Bishkek (ANTARA News/AFP) - Pemimpin baru Kirgistan pada Kamis menyatakan sangat berbahaya bagi negara Asia Tengah itu menjadi tuan rumah pangkalan tentara Amerika Serikat di Bandar Udara Bishkek yang harus menjadi sarana warga penuh pada 2014.
Presiden Kirgistan Almazbek Atambayev menyatakan memberitahu tamunya, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Srikat Robert Blake, bahwa biaya tahunan penggunaan 150 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 1,4 triliun rupiah) dari Washington tidak sebanding dengan ancaman bahayanya.
"Mungkin, mereka berpikir bahwa Almazbek Atambayev melakukan ini di bawah tekanan Rusia," kata Atambayev, mantan perdana menteri, yang terpilih menjadi presiden negara bergolak dekat Afghanistan itu pada bulan lalu.
"Bukan itu masalahnya," katanya tegas, "Kami ingin mengubah Manas menjadi bandar udara warga sepenuhnya. Mempertahankan pangkalan tentara untuk 150 juta dolar Amerika Serikat sangat berbahaya."
Republik bekas Sovyet itu adalah satu-satunya negara di dunia menjadi tuan rumah pangkalan tentara baik Rusia meupun Amerika Serikat, mencerminkan persaingan Moskow dengan Washington di kawasan kaya minyak tersebut.
Kirgistan pada 2009 mengancam menutup pangkalan Amerika Serikat dengan dampak segera, yang diikuti perjanjian pinjaman besar baru dengan Rusia.
Washington merundingkan perjanjian baru sewa dengan pemerintah Kirgistan pada akhir tahun itu setelah menaikkan pembayarannya.
Dengan sekarang resmi disebut Pusat Singgah Manas, pangkalan itu terletak di bandar udara warga di pinggiran ibu kota Kirgistan, Bishkek.
NATO memetakan siasat menarik semua pasukannya dari Afghanistan pada akhir 2014, namun pangkalan itu tetap menjadi tempat singgah penting gerakan tentara akibat ketegangan hubungan saat ini antara Amerika Serikat dengan Pakistan.
Atambayev menyatakan Washington masih bisa memiliki jalur bukan tempur ke lapangan udara jika bekerja dengan Moskow dengan bersama mengubah Manas menjadi pusat pengangkutan canggih.
"Entah Amerika pergi pada 2014 atau, bersama Rusia, mereka membuat Manas menjadi bandar udara angkutan bersama," kata pemimpin Kirgistan itu wartawan.
Sekitar 140.000 tentara asing dari sekitar 45 negara tergabung dalam pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat di negara terkoyak perang Afghanistan dengan pasukan tempur asing dijadwalkan ditarik pada akhir 2014.
Amerika Serikat adalah negara pengirim tentara dengan jumlah terbesar, sekitar 100.000 serdadu.
Kendati seluruh pasukan tempur dijadwalkan pergi pada akhir 2014, ribuan dari mereka diperkirakan tinggal untuk "melatih dan mendampingi" pasukan setempat.
Sedikit-dikitnya 561 tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini, kata laman mandiri iCasualties.org.
Sejumlah 711 tentara asing tewas untuk seluruh 2010, yang menjadikan tahun itu paling mematikan bagi pasukan asing di Afghanistan.
Sejumlah 2.844 tentara asing tewas di Afghanistan sejak serbuan pada 2001, dengan Amerika Serikat menderita korban terbanyak dengan 1.859 orang, diikuti Inggris dengan 393, Kanada (158), Prancis (76), Jerman (53), Italia (42), Denmark (42), Polandia (35), Spanyol (34), Australia (32), Belanda (25), dan sisanya dari negara lain.
Taliban, yang memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001 saat serbuan pimpinan Amerika Serikat, melancarkan perlawanan 10 tahun untuk mengusir tentara Barat dan kembali ke kekuasaan.
Taliban digulingkan akibat tidak mau menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh mendalangi serangan terhadap Amerika Serikat tiga bulan sebelumnya.
(B002/H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011