Meski menyadari kesulitan yang luar biasa di awal, kami mendesak penyesuaian ini dalam pendekatan terhadap China.
Canberra (ANTARA) - Sebanyak 15 akademisi dari sejumlah universitas di Australia menyerukan peningkatan hubungan antara China dan Australia dalam sebuah surat terbuka yang dirilis pada Kamis (26/5).
Surat terbuka tersebut, yang ditujukan kepada pemerintah federal baru yang terpilih pada Sabtu (21/5) pekan lalu, dipublikasikan di platform blog Pearls and Irritations.
Para akademisi tersebut di antaranya adalah mantan diplomat dan profesor tamu di Universitas Sidney Jocelyn Chey, profesor dan ekonom Universitas Nasional Australia (ANU) Jane Golley, Direktur Pusat Studi China di Universitas Sydney David Goodman, Direktur Institut Hubungan Australia-China di Universitas Teknologi Sydney James Laurenceson, dan Ben Hillman, direktur Australian Centre on China in the World di ANU.
"Sebagai profesor Studi China yang melakukan penelitian tentang berbagai aspek masyarakat dan politik China, kami menyadari bahwa pemerintahan yang baru kemungkinan akan menghindari pendekatan pendahulunya yang terlalu agresif. Menurut pandangan kami, lebih sedikit agresi publik cenderung akan lebih efektif dalam hal berurusan dengan China: keterlibatan internasional harus menggantikan bahasa perang," ujarnya.
Para akademisi itu menyebut bahwa pertumbuhan China, sebagai kekuatan regional yang signifikan dan menjadi calon kekuatan global, pada gilirannya pasti akan menimbulkan disrupsi. Oleh karena itu, komunikasi dua arah, alih-alih "diplomasi megafon", diperlukan agar lingkungan yang terus berubah ini dapat dikelola dengan seefektif mungkin.
"Kebijakan terhadap China yang ditunjukkan dengan sangat jelas oleh kepentingan diplomatik dan ekonomi serta oleh kepentingan strategis kekuatan besar dapat memastikan keamanan nasional dan ekonomi Australia dengan baik dan lebih berkelanjutan," kata mereka.
"Meski menyadari kesulitan yang luar biasa di awal, kami mendesak penyesuaian ini dalam pendekatan terhadap China."
Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022