Yangon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa PT Pertamina akan di-"overhaul" atau dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, sehingga di masa depan diharapkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi. "Pertamina sebenarnya sudah lama ingin melakukan restrukturisasi dan reformasi," kata Presiden, saat bertemu dengan masyarakat Indonesia di Yangon, Kamis, menjawab pertanyaan seorang warga agar Pertamina juga beroperasi di Myanmar. Menurut Presiden, namun setelah dievaluasi rekstrukturisasi dan reformasi yang dilakukan Pertamina berjalan dengan lambat, kurang nyata, dan kurang efektif. "Sudah saatnya untuk kita lakukan suatu restrukturisasi yang nyata dengan tahapan yang jelas dan bisa kita ukur," jelas Presiden. Presiden sangat menyayangkan Pertamina tidak bisa berkembang dengan baik. Padahal, kata Presiden, Petronas (Perusahaan perminyakan Malaysia yang sudah "go international") pernah belajar kepada Pertamina. Sistem "product sharing" (bagi hasil) yang diterapkan di Indonesia juga diadopsi oleh banyak negara. Namun sekarang Pertamina jalan di tempat dan tidak maju. Banyak penyebab lambannya peningkatan kinerja Pertamina. Oleh sebab itu, kata Presiden, pemerintah akan mengadakan pembaharuan terhadap Pertamina agar pada tahun mendatang bisa menyumbang pendapatan dari minyak dan gas yang lebih besar lagi. Mengenai kemungkinan Pertamina beroperasi di luar negeri, Presiden mengatakan sebenarnya Pertamina sudah mulai "go global", walau masih kecil-kecilan, seperti ke Afrika dan Timur Tengah. Namun, kata Presiden, saat ini ada sekitar 70 sumur minyak di dalam negeri yang kondisinya sebagian marjinal dan sebagian masih ekonomis yang harus digarap dengan baik dan efisien, sehingga bisa mendatangkan keuntungan, devisa dan pajak. Mengenai kunjungannya ke Myanmar, Presiden mengemukakan kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, seperti investasi, perdagangan, energi dan pariwisata. Presiden menilai kerjasama bidang energi sangat penting, karena Myanmar kaya akan minyak, gas dan barang tambang. Sedangkan mengenai pariwisata, Presiden mengatakan bahwa ia baru saja mengunjungi Shwe Dagon Pagoda, tempat ibadah umat Budha yang indah. Presiden yang sebelumnya juga mengunjungi tempat ibadah umat Budha lainnya, Angkor Wat di Kamboja, menggagas agar dilakukan kegiatan wisata ASEAN. Saat di Kamboja, Presiden mengusulkan adanya paket wisata Angkor Wat - Borobudur. Menurut Presiden, jika paket wisata ASEAN tersebut dipadukan, maka akan bermanfaat bagi negara-negara ASEAN. Presiden melakukan kunjungan ke Brunei Darussalam, Kamboja dan Myanmar mulai 27 Februari hingga 2 Maret 2006. Presiden berada di Myanmar pada 1-2 Maret 2006. Selama kunjungannya ke Myanmar, Presiden antara lain mengikuti upacara penyambutan kenegaraan, melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala Negara Than Shwe dan melakukan pembicaraan bilateral. Acara selanjutnya adalah penandatanganan nota kesepahaman RI-Myanmar mengenai pembentukan Komisi Bersama untuk Kerjasama Bilateral RI-Myanmar oleh Menlu masing-masing negara. (*)
Copyright © ANTARA 2006