Pembangkit listrik tenaga air pumped storage buatan China, Kokhav Hayarden 344-MW, diperkirakan akan beroperasi pada awal 2023 mendatang, yang akan membantu memperkuat stabilitas jaringan listrik di IsraelYerusalem (ANTARA) - Sebuah pembangkit listrik pumped storage terbesar di Israel sekaligus terendah di dunia karena terletak 275 meter di bawah permukaan laut mencapai tahap akhir konstruksi pada Rabu (25/5).
Pembangkit listrik pumped storage tersebut mencapai tahap akhir konstruksi saat rotor berbobot 200 ton yang merupakan komponen krusial dalam mengubah air menjadi listrik berhasil dipasang pada sebuah unit pembangkit listrik.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) pumped storage Kokhav Hayarden 344-MW yang dibangun terletak di dekat Kota Beit She'an dan berjarak sekitar 120 kilometer dari Tel Aviv tersebut diperkirakan akan beroperasi pada awal 2023.
Proyek tersebut dibangun untuk menjadi pembangkit listrik pumped storage terbesar di Israel, sekaligus pembangkit listrik pumped storage terendah di dunia, karena pembangkit listrik itu terletak 275 meter di bawah permukaan laut, menurut kontraktor Power Construction Corporation of China (PCCC).
Disertai dua waduk pada ketinggian yang berbeda, dengan luas masing-masing 3,1 juta meter kubik, PLTA itu dapat beroperasi pada ketinggian air 500 meter.
Fasilitas tersebut, yang umumnya terhubung ke sebuah jaringan listrik, menggunakan daya di luar jam sibuk untuk memompa air ke waduk di atasnya, dan mengalirkan air ke waduk di bawahnya kapan pun dibutuhkan untuk menghasilkan listrik guna membantu meringankan permintaan puncak di jaringan listrik itu.
"Di luar jam sibuk, fasilitas itu memompa air dari waduk bawah ke waduk atas dan menyimpannya, serta menghasilkan listrik dengan energi gravitasi saat dibutuhkan," ujar Manajer Proyek PCCC Han Hongwei kepada Xinhua.
Sebagai metode ramah lingkungan dan hemat biaya yang diakui secara luas untuk menyimpan tenaga listrik, pembangkit pumped storage itu akan membantu Israel memperkuat stabilitas jaringan saat beroperasi, tambah Han.
Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022