"Hal itu penting dilakukan karena seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng sangat rawan dilanda bencana alam terutama gempa bumi, banjir, dan tanah longsor," katanya di Palu, Jumat.
Baca juga: NTB perkuat mitigasi dan pengurangan risiko bencana
Selama ini, menurut dia, beberapa sekolah sudah melakukan pembelajaran mitigasi bencana baik yang disampaikan saat guru sedang memberikan materi mata pelajaran maupun dalam kegiatan simulasi di sekolah.
Ia mengatakan pendidikan mitigasi bencana bertujuan agar peserta didik dan guru memiliki bekal dalam memitigasi diri, anggota keluarga, dan warga di lingkungan sekitarnya dari ancaman bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Baca juga: Pemkab Banjarnegara perkuat program mitigasi bencana alam
"Pendidikan mitigasi bencana merupakan upaya preventif atau pencegahan yang dilakukan sehingga dampak bencana yang terjadi tidak separah jika kita tidak memiliki bekal memitigasi diri," ujarnya.
Syam mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar menyediakan standar operasional prosedur (SOP) pendidikan mitigasi bencana berdasarkan potensi bencana yang mengancam daerah di Sulteng.
Hal itu penting karena potensi bencana yang menghantui berbagai daerah di Sulteng berbeda-beda.
Baca juga: Akademisi: Masyarakat harus dukung program memperkuat mitigasi bencana
"Ada daerah yang rawan gempa, ada daerah yang rawan banjir, dan ada daerah yang rawan longsor. Bahkan ada daerah yang rawan ketiga-tiganya. Oleh karena itu perlu pemetaan kerawanan bencana di setiap daerah sehingga pendidikan mitigasi bencananya berdasarkan kerawanan bencana di daerah itu," katanya.
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022