Jenderal Dudung, sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) yang diterima di Jakarta, menyampaikan apresiasi itu melalui konferensi video dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut, dalam konferensi video itu, ia juga membahas tentang berbagai upaya yang telah dilakukan jajaran TNI AD dalam menjaga ketersediaan minyak goreng, mulai dari kodam, korem, hingga kodim di wilayah Kodam Jaya/Jayakarta, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro, Kodam V/Brawijaya, dan Kodam IX/Udayana.
Dudung menerima penjelasan dari para pangdam mengenai berbagai upaya yang telah mereka lakukan, mulai dari pemantauan distribusi dari produsen, agen, hingga ke pengecer agar warga mudah memperoleh minyak goreng sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.
Dari hasil pemaparan yang disampaikan para pangdam, diketahui bahwa harga minyak goreng masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Hal itu, menurut mereka, disebabkan oleh para pengecer yang masih menjual stok lama, yaitu ketika harga minyak goreng masih mahal serta beban biaya distribusi yang besar akibat kondisi jarak tempuh yang jauh antara distributor, pengecer, dan konsumen.
Meskipun begitu, para pangdam menyampaikan, di beberapa daerah, terdapat pengecer yang menjual minyak goreng sesuai dengan HET, yakni Rp14.000.
Bahkan, kata mereka, di wilayah Sumenep, Jawa Timur, minyak goreng dijual di bawah HET, yakni Rp12.750 pada tingkat distributor. Sementara itu, harga minyak goreng tertinggi ditemukan di Garut, Jawa Barat, yakni sebesar Rp25.000 per liter.
Setelah memperoleh penjelasan tersebut, Dudung menyampaikan kepada para jajarannya di daerah agar senantiasa memantau dan mengendalikan distribusi ataupun harga minyak goreng di pasaran.
Dengan demikian, ujar dia, jajaran TNI AD dapat membantu masyarakat, sebagaimana perintah harian pada poin kelima yang disusun oleh Jenderal Dudung, yaitu TNI AD harus hadir di tengah kesulitan masyarakat dan senantiasa menjadi solusi.
"Terus lakukan pemantauan agar harga minyak goreng betul-betul dapat dikendalikan supaya dampak harga dari distributor dan pengecer ke konsumen tidak terlalu tinggi sehingga dapat mengatasi kesulitan ekonomi masyarakat," ucap dia.
Dudung juga memerintahkan kepada jajarannya untuk mengintensifkan kembali sidak kepada pengecer dan distributor, bahkan menanyakan pengalaman konsumen saat membeli minyak goreng.
Selanjutnya, menurut dia, TNI AD di daerah-daerah perlu pula berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengantisipasi penimbunan minyak goreng oleh oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan.
"Lakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan langkah-langkah konkret ketersediaan stok dan harga dapat dikendalikan dengan melakukan operasi pasar di wilayah-wilayah yang harganya masih tinggi," kata Dudung.
Baca juga: Kasad dukung kerja sama militer dengan Angkatan Darat Australia
Baca juga: Ulama 212 apresiasi Kasad bangun masjid di Makam Sunan Gunung Jati
Baca juga: Pimpinan MUI dukung Kasad sejahterakan prajurit TNI
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022