Abuja (ANTARA News) - Sejumlah penyerang melemparkan bom rakitan ke sebuah sekolah Arab di Delta Niger, Nigeria selatan, pada tengah malam, mencederai tujuh orang, kata polisi, Rabu.
Serangan itu meningkatkan ketegangan antara penduduk Kristen dan Islam setelah gelombang pemboman terhadap gereja yang menewaskan puluhan orang pada perayaan Natal.
Enam dari mereka yang terluka dalam pemboman terakhir itu adalah anak-anak yang berusia di bawah sembilan tahun.
"Sejumlah orang yang berada di dalam sebuah mobil Camri melemparkan peledak berkekuatan rendah ke sebuah bangunan dimana pelajaran Arab sedang berlangsung," kata juru bicara kepolisian untuk negara bagian itu, Charles Muka, melalui telefon.
"Anak-anak yang berusia antara empat dan sembilan tahun sedang mengikuti pelajaran tersebut. Enam anak dan satu orang dewasa cedera," katanya.
Serangan itu dilakukan Selasa sekitar pukul 22.00 waktu setempat, dua hari setelah serangkaian serangan bom pada Hari Natal terhadap gereja dan sasaran lain menewaskan sekitar 40 orang.
Seseorang yang mengaku sebagai juru bicara kelompok muslim garis keras Boko Haram menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas pemboman gereja di luar Abuja, ibu kota Nigeria, dan kekerasan lain yang menyulut ketakutan dan amarah di negara Afrika yang berpenduduk paling padat itu.
Pihak berwenang tampaknya tidak mampu mencegah serangan-serangan meski militer telah melakukan penumpasan dan menangkap sejumlah anggota Boko Haram.
Dalam satu serangan Minggu, pelaku bom bunuh diri berusaha menabrak konvoi militer di depan sebuah kantor polisi rahasia di kota Damaturu, Nigeria timurlaut, menewaskan dirinya sendiri dan tiga agen keamanan.
Pemboman di gereja di luar Abuja menewaskan sedikitnya 35 orang dan menimbulkan kekacauan setelah ledakan itu. Banyak pemuda yang marah mulai melakukan pembakaran dan mengancam menyerang sebuah kantor polisi berdekatan.
Polisi melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan mereka dan menutup sebuah jalan raya utama. Petugas penanganan darurat meminta ambulan lebih banyak, sementara petugas penyelamat berusaha mengangkut korban-korban yang tewas dan cedera.
Seorang juru bicara Vatikan mengutuk serangan itu sebagai aksi "kebencian buta" yang berusaha menimbulkan kebencian dan kekacauan lebih lanjut.
Inggris mengutuk serangan-serangan "pengecut" itu dan Menteri Luar Negeri William Hague menyampaikan bela-sungkawa kepada keluarga yang berduka dan korban-korban cedera.
Prancis, Italia dan Jerman juga mengutuk serangan-serangan itu.
Serangan-serangan lain pada Minggu mencakup ledakan bom di luar sebuah gereja Injil di kota wilayah tengah, Jos, yang menewaskan seorang polisi, kata seorang juru bicara gubernur.
Ledakan lain yang ditujukan pada sebuah gereja di daerah Gadaka di wilayah timurlaut pada Malam Natal tidak menjatuhkan korban, sementara dua ledakan lain terjadi di kota Damaturu, termasuk pemboman bunuh diri, juga pada Malam Natal.
Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang.
Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.
Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.
Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan, demikian Reuters melaporkan.
(SYS/M014)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011