Marty mengemukakan hal itu setelah bertemu dengan tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi, seperti dilaporkan AFP.
Marty menyatakan dukungan kuat untuk langkah perubahan Myanmar dalam kunjungan sehari ke Yangon.
"Dua ribu sebelas menjadi tahun sangat, sangat penting bagi Myanmar dan oleh karenanya, sebagai hasilnya, sebagai tahun sangat penting bagi ASEAN," kata Marty Natalegawa kepada wartawan setelah mengadakan pembicaraan dengan Suu Kyi dan menghadiri pertemuan dwipihak dengan mitranya dari Myanmar.
"Saya kira ada pengurangan defisit demokrasi pada akhir 2011, tapi pekerjaan masih berlangsung. Ini bukan hal yang selesai," katanya.
Marty, yang terakhir mengunjungi negara itu pada Oktober, memuji pemerintah baru untuk pembebasan beberapa tahanan politik dan membuka pembicaraan dengan pemimpin lawan Suu Kyi dan kelompok suku kecil.
Myanmar pada bulan lalu dihargai untuk gerakan rujuknya dengan menjadi ketua ASEAN pada 2014, meskipun kelompok hak asasi mengatakan tindakan itu terlalu dini.
Tapi, Marty menyatakan tanggung jawab kepemimpinan dapat menciptakan motivasi lebih lanjut bagi Myanmar untuk melanjutkan langkah demokratisasi.
Ia mengatakan memberitahu Suu Kyi tentang kemungkinan tawaran kelompok kawasan tersebut.
Mengenai pembicaraan bilateral dengan pejabat pemerintah, Marty menyatakan membahas cara meningkatkan kerjasama ekonomi untuk meningkatkan perdagangan kedua negara itu menjadi 500 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 47.5 triliun rupiah) pada 2015, naik dari lebih kurang 300 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 2,85 triliun rupiah) pada tahun ini.
Negara juga dikenal sebagai Birma itu melepaskan kesempatan mengetuai ASEAN pada lima tahun lalu akibat tekanan antarbangsa untuk perubahan demokratik.
(B002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011