... Bandara El Tari Kupang untuk wilayah Pulau Timor, Tambolaka untuk Pulau Sumba, dan Surabaya II di Kabupaten Nagekeo untuk wilayah Flores dan Lembata...

Kupang, NTT (ANTARA News) - Potensi pariwisata pemberian alam yang sangat potensial memberi kemakmuran. Karena itulah pemerintah NTT mulai 2012 memfokuskan perhatian pada pengembangan tiga bandar udara untuk mendukung sektor pariwisata di provinsi kepulauan itu.

"Tiga bandara itu adalah Bandara El Tari Kupang untuk wilayah Pulau Timor, Tambolaka untuk Pulau Sumba, dan Surabaya II di Kabupaten Nagekeo untuk wilayah Flores dan Lembata," kata Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan NTT, Donatus Dita Mete, di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan hal itu terkait kesiapan infrastruktur perhubungan udara dalam menghadapi lonjakan jumlah wisatawan ke NTT pascapenetapan Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

"Kami sudah memiliki rencana untuk membenahi infrastruktur pelabuhan udara di tiga lokasi ini dan pada 2012 nantinya sudah mulai realisasi," katanya.

Dia menjelaskan, Bandara Udara Tambolaka akan diperpanjang dari 2.000 meter menjadi 2.500 meter atau sama dengan Bandara El Tari Kupang. Tujuannya agar pesawat berbadan lebar sekelas Boeing B-737 bisa mendarat di Tambolaka tanpa harus melewati Bandara El Tari Kupang.

Begitupun bandara Surabaya II di Mbay, Nagekeo, akan dikembangkan secara bertahap hingga panjang landasan pacu menjadi 2.500 meter untuk melayani para pengguna transportasi udara dari dan ke Pulau Flores, kata Dita Mete.

Khusus untuk Bandara El Tari Kupang, kata dia, mulai 2012 ini akan dilakukan pengembangan pada beberapa bagian di antaranya ruangan tunggu dan kedatangan serta perluasan tempat parkir pesawat (apron).

Dengan pengembangan pada tiga bandara udara ini, diharapkan para wisatawan mancanegara yang datang menggunakan pesawat khusus bisa langsung ke Kupang atau ke Sumba, tidak harus melalui Subaraya atau Bali terlebih dahulu.

Dengan begitu, para wisatawan yang berkunjung ke NTT memiliki masa tinggal bisa lebih lama dari biasanya karena tidak bermalam di Surabaya maupun Bali, katanya. (B017)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011