Posisi kita saat ini masih ada 14.300 orang yang ada dalam daftar tunggu haji, yang artinya waktu tunggu kurang lebih 22 tahun
Kupang (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan sebanyak 14.300 warga Muslim di provinsi itu hingga saat ini masih ada dalam daftar tunggu untuk menunaikan ibadah haji.
"Posisi kita saat ini masih ada 14.300 orang yang ada dalam daftar tunggu haji, yang artinya waktu tunggu kurang lebih 22 tahun," kata Kepala Bidang Haji dan Bimbingan Masyarakat Islam Kanwil Kemenag NTT Husein Anwar dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan kondisi terkini para calon jamaah haji di NTT yang masih dalam daftar tunggu untuk menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah dan Madinah, Arab Saudi.
Warga yang masuk dalam daftar tunggu masih harus menunggu giliran sesuai dengan kuota yang diberikan setiap tahun.
Ia mencontohkan seperti kuota ibadah haji untuk NTT pada 2022 ini sebanyak 305 orang, berkurang dari alokasi sebelumnya 668 orang akibat pandemi COVID-19
Husein Anwar mengatakan banyaknya warga yang masih dalam daftar tunggu ini cukup mengkhawatirkan karena banyak di antaranya adalah warga lanjut usia yang semakin bertambah tua.
"Warga lansia semakin hari semakin menjadi tua sehingga perlu menjadi prioritas untuk ibadah haji ke depan," katanya.
Ia mengatakan meskipun jumlah daftar tunggu sudah banyak namun pendaftaran calon jamaah haji masih terus dibuka sesuai amanat Undang-Undang bahwa orang boleh mendaftar haji ketika sudah berusia 12 tahun.
Selanjutnya pada usia 18 tahun baru bisa boleh melaksanakan ibadah haji ketika sudah masuk dalam kuota keberangkatan.
"Syarat pendaftaran haji cukup dengan KTP atau kartu keluarga dan setor awal dana sebesar Rp25 juta," demikian Husein Anwar .
Baca juga: NTT lepas 937 calon haji ke tanah suci
Baca juga: Untuk biaya tranportasi calhaj, Pemkot Kupang alokasikan Rp500 juta
Baca juga: NTT apresiasi layanan informasi haji di Mekkah
Baca juga: Gubernur NTT Harap Kuota Haji Ditambah
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022