Jakarta (ANTARA) - Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebutkan Prof Dr KH Ahmad Syafii Maarif atau yang dikenal Buya Syafii semasa hidupnya telah memberikan pelajaran yang sangat bernilai yakni cara mengelola keberagaman.

"Dari sosok Almarhum, kita belajar soal mengelola keberagaman, kesederhanaan dan kearifan," kata Syaikhu dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan Indonesia kehilangan sosok Buya Syafii sebagai seorang cendekiawan dan ulama, putra terbaik bangsa.

Buya Syafii kata dia adalah seorang ulama dan cendekiawan Indonesia yang pernah mendapat amanah sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Presiden World Conference on Religion for Peace dan Pendiri Ma'arif Institute.

"Tak hanya Keluarga Besar Muhammadiyah, tapi bangsa Indonesia kehilangan beliau. Selamat Jalan Buya Syafii," kata Ahmad Syaikhu.

Buya Syafii meninggal dunia pada Jumat 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat tanggal 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir melalui keterangan tertulis.

Sebelumnya, Buya Syafii dikabarkan sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping sejak 14 Mei 2022. Direktur RS PKU Muhammadiyah Gamping dr Ahmad Faesol saat itu mengatakan Buya Syafii sempat mengeluhkan sesak napas.

Sementara pada pada Maret 2022, Buya Syafii juga dirawat rumah sakit yang sama karena mengalami serangan jantung ringan.

Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan melayat jenazah Buya Syafii

Baca juga: Tim dokter sebut Buya Syafii meninggal dipicu henti jantung

Baca juga: PP Muhammadiyah: Syafii Maarif patut diberi gelar Bapak Bangsa

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022