Painan (ANTARA News) - Rumah rusak akibat gelombang pasang yang terjadi sejak tiga hari belakangan di Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) menjadi 23 unit di Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Batang Kapas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Nasharyadi di Painan, Sumbar, Selasa, mengatakan, di Kecamatan Lengayang, gelombang pasang menerjang rumah penduduk di Pasir Putih Kambang, Kenagarian (desa adat) Kambang Barat sebanyak 16 unit, diantaranya, tujuh rumah hancur dan sembilan rumah rusak berat.
Dari total rumah tersebut terdapat dua unit tempat usaha masyarakat yakni rumah makan Takana Juo dan Rumah Makan Mutia.
Sementara di Batang Kapas, gelombang pasang menghantam enam rumah warga di Kampung Teluk Betung Kenagarian (Desa adat) IV Koto Hilie, semua rumah mengalami rusak berat.
Hingga kini Pemerintah kabupaten setempat belum bisa memperkirakan kerugian akibat bencana itu karena belum melakukan pendataan terhadap kerusakan rumah tersebut.
Nasharyadi mengatakan, pendataan akan dilakukan beberapa hari ke depan setelah gelombang pasang benar-benar reda dan diyakini tidak akan mengganggu lagi terhadap aktifitas masyarakat.
"Saya belum bisa merinci kerugian akibat gelombang pasang ini, sebab tim belum melakukan inventarisir," kata Nasharyadi.
Sementara itu, Wali Nagari IV Koto Hilie Kecamatan Batang kapas, Antosias ketika dihubungi di Painan mengatakan, gelombang pasang mulai naik dan menghempas ke rumah warga berturut turut sejak tiga hari belakangan setiap sore hari, pukul 18.00 WIB.
"Hampir semua rumah warga yang berada di pingir pantai Teluk Betung terendam air laut, akibat hempasan gelombang pasang. Ada 42 rumah, enam rumah diantaranya mengalami rusak berat. Bagian belakang, mulai dapur hingga dinding bagian dalam rumah terbawa air laut," kata Antosias.
Pihaknya (aparat pemerintah nagari) bekerjasama dengan masyarakat serta anggota TNI dari Komando Rayon Meliter (Koramil) setempat berupaya mendirikan tenda darurat untuk menampung para korban yang rumahnya terkena gelombang pasang untuk istirahat bersama keluarganya.
"Kami sudah mendirikan tenda darurat dekat lokasi. Sebagian masyarakat juga ada yang memilih tidur dan menyelamatkan keluarganya di Sekolah Dasar (SD) Teluk Betung karena rumahnya terkena gelombang," ujar Antosias.
Gelombang pasang berlalu hingga beberapa waktu, mulai pukul 18.00 WIB hingga malam hari pukul 22.30 WIB setiap harinya sejak tiga hari terakhir.
Saat gelombang pasang naik, air laut juga merendam badan jalan nasional lintas barat Sumatera di Teluk Betung sepanjang 200 meter.
(ANT-205/E008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011