Parapat, Sumut (ANTARA News) - Jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Sumatera Utara pada 2011 diperkirakan akan mencapai 180-190 ribu orang atau lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 160 ribu orang.
"Karena sampai Oktober saja sudah 155 ribu orang," kata Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumut, Arthur Batubara, di sela acara Pesta Danau Toba, Parapat, Sumut, Selasa.
Arthur mengatakan di akhir tahun biasanya jumlah turis akan melonjak.
Ia mengatakan banyak turis generasi muda asal Singapura dan Malaysia yang mengunjungi Sumut terutama ke Danau Toba.
Selain itu, katanya turis dari Eropa juga mulai kembali berdatangan setelah sebelumnya cukup minim. Namun krisis ekonomi yang melanda Eropa dikhawatirkan akan mempengaruhi kedatangan turis Eropa tersebut.
Namun demikian, jumlah turis asing tersebut masih jauh dari puncak jumlah turis sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997-1998. Sebelum krisis ekonomi jumlah turis asing bisa mencapai 325 ribu per tahun
Arthur mengatakan, pada saat itu turis cukup banyak karena adanya penerbangan langsung dari Eropa ke Medan, sehingga sebelum turis menuju tujuan lain di Indonesia mereka mampir dulu ke Sumut.
Arthur mengatakan banyak tujuan wisata di Sumut mulai dari wisata alam, wisata budaya dan sejarah, ekoturisme, wisata olahraga, dan wisata ilmu pengetahuan.
Sementara itu mengenai Pesta Danau Toba 2011 Arthur mengharapkan pengunjungnya akan meningkat 25 persen dibanding tahun lalu yang hanya 10.000 orang per hari.
Pesta Danau Toba berlangsung 27-30 Desember.
Rangkaian acara pesta tersebut antara lain pentas tari dan musik, seni budaya, hiburan artis ibukota dan lokal, lari 10 K, festival tari daerah, festival Gondang, festival suling.
Parade perahu hias Bergodang, jelajah Samosir dengan sepeda, layang-layang, paralayang dan paramotor, festival marching band, panjat tebing, dan renang.
Saat ini pesta diadakan bertepatan dengan libur anak sekolah dan akhir tahun, sehingga banyak masyarakat Sumut yang pulang kampung. Tahun-tahun sebelumnya pesta pernah diadakan pada bulan Juni, Juli dan Oktober
Saat ini hotel-hotel di Parapat sudah penuh sehingga wisatawan sulit memperoleh penginapan.
Akibatnya banya rumah penduduk yang dijadika "home stay" (tempat menginap di rumah penduduk).
Seorang calon pengunjung mengatakan dia terpaksa pulang hari untuk menikmati pesta tersebut karena tidak ada mendapat penginapan. (ANT)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011