Tokyo (ANTARA) - Aset eksternal bersih Jepang mencapai jumlah rekor pada 2021, mempertahankan posisinya sebagai kreditur teratas selama 31 tahun berturut-turut, Kementerian Keuangan (MOF) mengatakan pada Jumat, kemungkinan memperkuat status yen sebagai aset safe-haven meskipun melemah baru-baru ini.

Nilai bersih aset yang dipegang oleh pemerintah, bisnis, dan individu Jepang mencapai rekor tertinggi 411 triliun yen (3,24 triliun dolar AS) pada akhir tahun lalu, naik 5,6 miliar yen - peningkatan terbesar yang pernah ada.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan investasi langsung di luar negeri dan kenaikan 11 persen dalam aset-aset bernilai yen berdasarkan dolar.

Data tersebut dapat meredakan beberapa kekhawatiran tentang penurunan tajam mata uang baru-baru ini ke posisi terendah dua dekade di atas 131 yen terhadap dolar, yang telah meningkatkan kekhawatiran tentang daya beli Jepang.

Baca juga: Dolar terus menguat, yen bangkit di tengah kekhawatiran ekonomi China

Aset eksternal bersih Jepang adalah 1,3 kali lipat dari yang dimiliki oleh Jerman, kreditur nomor dua dunia, diikuti oleh Hong Kong dan China, pada akhir 2021.

Aset eksternal bruto mencapai 1.249,9 triliun yen dan utang luar negeri mencapai 838,7 triliun yen menjadikan aset eksternal bersih Jepang menjadi 411,2 triliun yen.

Data terpisah mengkonfirmasi surplus transaksi berjalan Jepang sebesar 15,5 triliun yen pada 2021, turun 1,2 persen dari tahun sebelumnya, dengan kenaikan pendapatan primer senilai 20,5 triliun yen menambah surplus perdagangan 1,7 triliun yen.

Data tersebut menggarisbawahi pandangan bahwa keuntungan besar dan kuat Jepang dari investasi luar negerinya lebih dari mengimbangi neraca perdagangan yang lemah, membantu menjaga status yen sebagai mata uang safe-haven.
Baca juga: Beri sanksi baru, Jepang bekukan aset bank sentral Rusia
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022