Denpasar (ANTARA News) - Bank Indonesia Denpasar mengkhawatirkan alih fungsi lahan pertanian yang marak terjadi di Bali dapat mengancam pengembangan konsep desa wisata yang berbasis alam, budaya dan spiritual.
"Kami khawatir atas alih fungsi lahan dapat merusak pengembangan konsep pariwisata yang menjadikan desa sebagai daya tarik yang khas," kata Deputi Pemimpin Bank Indonesia Denpasar, Gde Made Sadguna, Senin.
Dia menjelaskan, sebab konsep wisata itu menawarkan sesuatu yang lain berupa daya tarik desa secara fisik berupa lingkungan dan alamnya serta kehidupan sosial budaya.
Menurut Sadguna, jika banyak lahan di pedesaan yang terkenal indah berubah menjadi bangunan-bangunan modern, seperti di perkotaan yang menjulang tinggi, maka paket wisata itu akan terancam tidak berkembang.
"Karena tidak ada lagi hal unik dan menarik yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan jika lahan pedesaan berubah tidak seperti kondisi aslinya," ujarnya.
Sadguna mengatakan, konsep pariwisata berbasis alam, budaya dan spiritual tersebut dikembangkan guna memenuhi keinginan para wisatawan secara selektif.
Apabila keinginan para pelangcong, lanjut dia, seperti keindahan alam, kehidupan sosial dan ritual keagamaan di pedesaan menghilang akibat pengalihan lahan itu, tentu hal itu sangat tidak diinginkan.
"Oleh karena itu kami mengimbau kepada semua pihak untuk bijak memanfaatkan lahan yang ada. Jangan sampai lahan di pedesaan yang masih alami dikorbankan demi memperoleh uang sebanyak-banyaknya," ujarnya.
Sadguna menjelaskan, dikembangkannya desa wisata itu menjadi salah satu alternatif pilihan berwisata sehingga memperkaya produk wisata di Pulau Dewata.
Program wisata itu sekaligus dapat memberikan manfaat secara perekonomian kepada masyarakat di wilayah desa tersebut.
"Oleh sebab itu, pengembangan desa wisata dibuat dengan konsep pariwisata untuk masyarakat, bukan sebaliknya," katanya menandaskan. (KR-IGT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011