Pekanbaru (ANTARA) - Petugas hingga saat ini masih mencari sebanyak 26 orang pengungsi Rohingya pindahan dari Aceh yang kabur dari Rumah Penampungan di Jalan Cipta Sari, Kota Pekanbaru, pada Selasa (24/5)

"Kami terus mencari 26 pengungsi Rohingya yang kabur. Sampai saat ini mereka belum ditemukan," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian di Pekanbaru, Kamis.

Zulfahmi mengatakan pengungsi yang kabur terdiri atas 15 pria dan 11 wanita. "Mereka rata-rata sudah remaja ke atas," katanya.

Baca juga: Ratusan pengungsi Rohingya kabur dari Depo Imigrasi Pulau Pinang

Dia menyebutkan pengungsi kabur pada Selasa (24/5), sekitar pukul 05.30 WIB. Hal ini diketahui setelah beberapa hari mereka tidak lagi kembali ke rumah penampungan.

Dia mengatakan sejauh ini belum diketahui motif pengungsi itu kabur dan tujuan mereka melarikan diri. Namun sebagai informasi awal bahwa para pengungsi ini sudah sering berusaha kabur.

"Sepertinya memang mereka sudah merencanakan untuk kabur dan biasanya lari menuju Malaysia lewat biro perjalanan ilegal," katanya.

Baca juga: Petugas Imigrasi amankan pengungsi Rohingya coba kabur ke Malaysia

Ia mengatakan Kesbangpol Kota Pekanbaru saat ini sudah berkoordinasi dengan Satgas Pelaku Perjalanan Luar negeri (PPLN), seperti TNI, Polri, dan Rudenim untuk melacak pengungsi Rohingya yang kabur.

Selain itu, ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan kepada Tim Satgas PPLN jika menemukan orang yang mencurigakan

"Sangat mudah mengenali mereka dari ciri-cirinya, jika masyarakat menemukan silakan melapor," katanya.

Baca juga: TNI gagalkan upaya kabur 14 pengungsi Rohingya di Aceh

Selanjutnya untuk pengawasan di tempat penampungan pengungsi D'Cop 2, di Jalan Cipta Sari Kota Pekanbaru, di mana masih menyisakan 93 pengungsi Rohingya, maka Kesbangpol Kota Pekanbaru akan meningkatkan penjagaan.

"Kita akan perketat penjagaan dan menambah CCTV di penampungan pengungsi Rohingya," katanya.


Pewarta: Bayu Agustari Adha/Vera Lusiana
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022