Fauzi Bowo di Jakarta, Senin, juga berkomitmen tetap melaksanakan tugas sebagai kepala daerah di Provinsi DKI Jakarta dengan sebaik-baiknya hingga berakhirnya masa bakti pada Oktober 2012.
"Saya selaku kepala daerah menjamin tugas yang ditinggalkan wagub akan diselesaikan sesuai peraturan perundangan yang ada," kata Foke, sapaan akrab bagi Fauzi Bowo.
Selama menjabat Gubernur DKI hingga masa bakti pada Oktober 2012, Fauzi Bowo menjamin tidak akan ada kesenjangan yang dapat merugikan masyarakat.
Pasangan Fauzi Bowo-Prijanto menang dalam pilihan secara langsung oleh warga Jakarta saat Pemilukada 2007. Foke menegaskan, akan berusaha sebaik mungkin memperhatikan dan memprioritaskan kepentingan warga Jakarta.
"Saya akan menyelesaikan amanat rakyat tersebut dengan meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta," katanya.
Fauzi Bowo menyayangkan keputusan yang diambil oleh Prijanto mengingat masa jabatan sebagai wakil gubernur tinggal 10 bulan lagi.
"Saya berpendapat amanah yang saya dan Pak Prijanto terima dari rakyat baru akan selesai Oktober 2012 mendatang, yang semestinya dijalani hingga berakhir," ujarnya.
Namun, ia menghormati keputusan pengunduran diri Prijanto sebagai wakil gubernur yang telah mendampingi dalam memimpin Kota Jakarta selama empat tahun (2007-2011).
"Pak Prijanto pasti sudah memperhitungkan segala aspek dari keputusan yang diambil. Saya hormati itu. Sudah saya tidak mau menambah pendapat saya lagi," ujarnya.
Ia menjelaskan, Pemprov DKI akan segera menyelesaikan prosedur pengunduran diri Prijanto, yang mantan Asister Teritorial Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Aster Kasad).
Untuk mengisi posisi orang nomor dua di DKI Jakarta yang kini kosong, Fauzi enggan berkomentar lebih lanjut.
"Saya serahkan semuanya pada perundang-undangan yang berlaku. Yang penting, sekali lagi saya tegaskan, warga Jakarta tidak akan mengalami kesenjangan masyarakat dalam bentuk apa pun," katanya.
Mundurnya Prijanto dari jabatan Wagub DKI Jakarta banyak mengundang perhatian dari pakar kebijakan politik. Umumnya, mereka menyayangkan tindakan dan keputusan Prijanto yang mengundurkan diri ditengah-tengah masa tugasnya yang hanya hitungan bulan saja.
Secara terpisah, Direktur eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijayam, menilai bahwa mundurnya Prijanto dari jabatan Wakil Gubernur DKI lebih karena persoalan personal, bukan politis.
"Prijanto mundur sebagai luapan simbol kekecewaan, bukan karena Fauzi Bowo tidak menjalankan kontrak politik yang telah disepakati sebelumnya," ujarnya.
Terkait fungsi Wagub di tubuh pemerintahan, Yunarto mengatakan, jabatan wagub merupakan pendamping Gubernur dalam menjalankan roda pemerintahan. Sosok Wakil Gubernur hanya hadir saat Gubernur berhalangan dalam menjalankan tugas pemerintahan.
"Prijanto seharusnya sudah tahu itu, karena tidak ada pembagian wewenang. Atau memang kemunduran ini berkaitan dengan Pilkada mendatang. Sangat sulit untuk mengatakan bahwa Prijanto mundur karena idealisme," katanya menambahkan.
(T.ANT-306)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011