Jakarta (ANTARA News) - Hubungan baik antara Indonesia dan Aljazair dinilai harus ditindaklanjuti dengan meningkatkan investasi Indonesia di negara itu. "Banyak peluang bisnis belum dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia di Aljazair, yang selama ini masih didominasi hubungan politik, sosial dan budaya," demikian sumber yang diperoleh Antara, di Jakarta, Rabu. Menurut Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah, Alwi Shihab dalam lawatannya, bertemu dengan Menteri/Utusan Pribadi Presiden Republik Demokrasi Rakyat Aljazair, Abdelaziz Belkhadem, dan Sekretaris Jendral Kementrian Luar Negeri Aljazair, Ramtane Lamamra, serta Sekjen Kementrian Investasi, Tandjaoui Driss. Dalam kunjungan ini Alwi Shihab dibantu KBRI khusus Duta Besar Indonesia untuk Aljazair, Hardikun Supandar. Menurut Alwi, nilai ekspor Indonesia ke Aljazair saat ini mencapai sekitar 70 juta dolar AS, sementara nilai ekspor produk Aljazair ke Indonesia mencapai 380 juta dolar AS. "Aljazair membutuhkan produk Indonesia seperti pakaian, kopi, karet dan sebagainya, namun bentuk perdagangan yang terjadi saat ini adalah perdagangan inkonvensional atau melalui pihak ketiga seperti Spanyol, Italia," ujar Alwi. Menurutnya, Aljazair, negara penghasil minyak dengan produksi mencapai 1,4 juta barrel per hari, merupakan pasar potensial bagi produk-produk Indonesia sekaligus dapat menjadi salah satu pihak yang dapat menanamkan modalnya di Indonesia. Minat Aljazair untuk membangun fuel-storage (kilang minyak) di Indonesia mendapat perhatian khusus, disamping peluang yang diberikan oleh pihak Aljazair kepada pengusaha Indonesia untuk tampil dalam pembangunan di Aljazair. Proyek-proyek besar yang ditawarkan kepada Indonesia antara lain Pembangunan Sejuta Rumah, pembangunan jalan sepanjang 1100 km serta pembangunan rel kereta api sepanjang 1000 km. Disamping itu pihak Aljazair menawarkan kerjasama dibidang pertanian, pemanfaatan fosfat dan kerjasama usaha kecil dan menengah. Selanjutnya, pada hari kedua kunjungannya di Aljazair (1/3), Alwi Shihab dan KBRI Aljazair bertemu Ketua Senat Aljazair Abdelkader Bensalah, Dirjen Minyak dan Gas; Kementerian Energi dan Tambang Ekoraibi, dan Dirjen Hubungan Kerjasama Internasional, Bouamama.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006