Habibie yang sudah tiga minggu menginap di salah satu ruang rumah sakit itu belum mendapat kepastian mengenai proses penyembuhannya.
"Biji matanya semakin terdorong keluar dan membesar. Tiap saat dia berkeluh kesah menahan nyeri," tutur Nurani, (23), ibunda Habibi, didampingi suaminya Khairudin, (30).
Khairuddin mengaku semakin kesulitan karena keterbatasan ekonomi, meskipun keluarganya mendapatkan dana Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Mereka hanya mengandalkan pemberian dari saudara sekampung halaman di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
"Kalau makan kami di sini, kadang ada orang yang belikan. Kadang ada juga saudara yang mengirimkan dari kampung," ujar Khairudin kepada ANTARA.
Nelayan di Bagansiapiapi, Rokan Hilir ini ditemani sang istri, mengakui sangat membutuhkan bantuan demi proses penyembuhan buah hatinya tersebut.
Khairudin juga berharap Pemerintah Daerah memperhatikan nasib bayi, apalagi pihak RSUD Arifin Ahmad hingga saat ini tidak bisa mengoperasi sang bayi.
"Kata dokter, operasi tidak dilakukan karena tumornya sudah menjalar ke jaringan syaraf Habibi, sehingga berakibat susah untuk dioperasi," jelasnya mengutip pernyataan dokter.
Khairudin juga berharap Pemerintah Daerah memperhatikan nasib bayi, apalagi pihak RSUD Arifin Ahmad hingga saat ini tidak bisa mengoperasi sang bayi.
"Kata dokter, operasi tidak dilakukan karena tumornya sudah menjalar ke jaringan syaraf Habibi, sehingga berakibat susah untuk dioperasi," jelasnya mengutip pernyataan dokter.
Belum ada pernyataan pihak rumak sakit mengenai problema yang dihadapi keluarga Khairudin ini. (*)
ANT/M036
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011