"Saya dan lima atlet lainnya tidak cocok ditangani pelatih tersebut karena sering berbeda pendapat dan sering cekcok," kata Dwi Ratnawati ketika dihubungi dari Semarang, Senin.
Diperpanjang atau tidak kontrak pelatih Rusia itu memang tergantung induk organisasi olahraga atletik di Tanah Air (PB PASI), yang penting Tri hanya menyampaikan keadaan sebenarnya atlet yang ditangani pelatih tersebut.
Dwi mengatakan pelatih tersebut diperuntukkan atlet junior tetapi karena menjelang SEA Games tidak ada pelatih maka atlet senior termasuk Dwil-lah yang ditangani mengingat dua pelatih yang ada berspesialisasi di lontar martil.
"Saya sering cekcok dengan dia, sedangkan rekannya tidak berani," katanya.
Makanya, kata atlet kelahiran Sragen, Jawa Tengah tersebut, begitu selesai pesta olahraga multievent antarnegara ASEAN di Palembang, para atlet langsung pulang ke daerah tanpa pamit kepada pelatih.
Tri sendiri mengaku lebih senang berlatih di Jawa Tengah, ketimbang di Jakarta, selama Lyudmilla Lisovskaya menjadi pelatih.
Menurutnya, ada lima atlet yang ditangani pelatih asal Rusia tersebut, di antaranya Krishna Wahyu dari tolak peluru dan Hermanto (lempar cakram).
Dwi Ratnawati gagal mempertahankan medali emas SEA Games 2009 Laos dan hanya mendapat perak pada SEA Games 2011.
Lemparan Dwi Ratnawati masih jauh dibandingkan capaian dia Laos. Saat meraih emas SEA Games 2009 Laos, lemparannya sejauh 50,53 meter sedangkan pada SEA Games 2011 hanya 49,90 meter.
"Sekarang ini saya konsentrasi tampil membela Jateng pada PON XVIII/2012 Riau dulu dan untuk sementara latihan di Jawa Tengah," katanya.(*)
H015/A030
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011