Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 41 lukisan dan sketsa karya sejumlah maestro perupa nasional koleksi Museum Oie Hong Djien Magelang, Jawa Tengah, dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta.
"Pameran bertajuk Ars Longa Vita Brevis itu bertujuan untuk memberikan informasi tentang perkembangan seni rupa Indonesia di masa lalu," kata Kepala Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) Hermanu di Yogyakarta.
Menurut dia, Ars Longa Vita Brevis berarti Seni Panjang Hidup Pendek. Kata itu berasal dari kata latin dan cocok menggambarkan karya seni rupa yang dipamerkan karena sebagian besar para perupa sudah almarhum.
"Namun demikian, karya-karya mereka masih diburu para kolektor. Karya para maestro perupa nasional itu tidak kalah dibandingkan dengan hasil karya kanvas karena berani membubuhkan namanya," kata Hermanu.
Ia mengatakan, tantangan terbesar para perupa Indonesia adalah membuat prestasi dan namanya tercatat dalam perjalanan sejarah seni bangsa. Dengan demikian, mereka akan dikenal dan dikenang sebagai maestro perupa nasional.
"Nama mereka sebagai maestro perupa nasional tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Lukisan dan sketsa karya mereka juga diakui di dunia seni rupa internasional," katanya.
Menurut dia, lukisan dan sketsa yang dipamerkan hingga 30 Desember 2011 itu merupakan karya sejumlah maestro, di antaranya Abdullah Soerjosoebroto, Affandi, Ahmad Sadali, Anton Kustia Widjaja, Darmadji, Fadjar Sidik, dan Hendra Gunawan.
"Selain itu, Henk Ngantung, Popo Iskandar, I Gusti Nyoman Lempad, Kartono Yudhokusumo, Kusnadi, Lian Sahar, Oesman Effendi, Lee Man Fong, Sudjojono, Widayat, Soeromo, Wakidi, X Ling, Trubus, dan Wardoyo," kata Hermanu.
(L.B015*H010/Y008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011