Kabul (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, mengadakan kunjungan mendadak di luar jadwal resmi yang terbuka untuk umum ke Afghanistan, Rabu, untuk lawatan pertama sejak pasukan di bawah kendali AS menggulingkan rejim Taliban pada 2001.Bush membuat kunjungan mendadak dan mendarat di pangkalan militer AS di Bagram, di utara Kabul, setelah ia berkunjung ke India guna memulai lawatannya ke Asia Selatan. Bush menumpang helikopter militer menuju Kabul, tempat ia disambut dengan karpet merah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Presiden Hamid Karzai di istana presiden. Bush ditemani oleh istrinya, Laura, yang bertemu dengan Ibu Negara Afghanistan Zeenat Karzai. Laura melakukan lawatan singkat ke Afghanistan Maret 2005. Para pejabat tidak memberikan konfirmasi tentang kunjungan Bush sampai Presiden AS itu tiba, karena alasan keamanan. Pejuang Islam pimpinan Taliban masih melancarkan serangan rutin di negara yang berkecamuk perang itu. Juru Bicara Gedung Putih, Scott McClellan, kepada wartawan di pesawat Air Force One mengatakan, Presiden AS akan menghabiskan waktu empat jam di Afghanistan. Ia mengatakan, setelah pembicaraan dengan Karzai dan makan siang antara delegasi AS dan delegasi Afhanistan, Bush akan menghadiri upacara pengguntingan pita untuk membuka kedubes AS di Kabul. "Setelah itu, ia akan kembali ke Bagram dan presiden membuat pernyataan kepada pasukan AS dan pasukan koalisi yang berada di pangkalan tersebut," ujarnya. Afghanistan merupakan tempat kelahiran "perang terhadap teror" pimpinan AS dan tetap menjadi medan pertempuran. Di negeri itu terdapat para pemimpin senior jaringan Al-Qeada yang diyakini bersembunyi di pegunungan di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan. AS memimpin operasi militer yang menjatuhkan rejim Taliban akhir tahun 2001, karena mereka gagal menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden setelah serangan 11 September 2001. Pasukan koalisi pimpinan AS beranggotakan sekitar 20.000 personel yang memburu para anggota Taliban dan Al-Qaeda, umumnya tentara AS. Lebih dari 130 tentara AS tewas dalam pertempuran di Afghanistan, tujuh dari mereka tewas tahun ini. Tentara yang terakhir tewas pada Selasa, menjelang lawatan Bush, dalam pertempuran dengan anggota Taliban di selatan Afghanistan, yang dilanda pergolakan. pihak Washington akan mengurangi jumlah pasukannya dalam koalisi tersebut, yakni 3.000 tentara, pada beberapa bulan mendatang ketika pasukan pimpinan Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bergerak ke selatan Afghanistan.Awalnya, pasukan pimpinan NATO itu akan menempatkan sekira 16.000 tentara di wilayah selatan negeri itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006