Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi selama Februari 2006 mencapai 0,58 persen atau lebih rendah dibanding Januari 2006 yang mencapai 1,36 persen. Kepala BPS Choiril Maksum di Jakarta, Rabu, menyebutkan, penurunan laju inflasi pada Februari antara lain karena mulai turunnya harga beras di beberapa daerah perkotaan. "Memang beberapa wilayah masih tinggi tapi umumnya sudah relatif stabil mendekati musim panen raya ini," katanya. Ia juga mengatakan bahwa berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada Februari memang menunjukkan trend menurun dibanding Januari. Dari 45 kota, BPS mencatat, 41 kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 2,72 persen dan inflasi terendah di Batam dan Sampit masing-masing 0,10 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Sibolga sebesar 1,43 persen dan deflasi terkecil di Bandar Lampung 0,55 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok barang dan jasa seperti kelompok bahan makanan naik sebesar 1,18 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,65 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,55 persen, kelompok sandang 0,72 persen, kelompok kesehatan 0,40 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,16 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami deflasi 0,28 persen. Sementara itu, laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2006 sebesar 1,95 persen, sedangkan tingkat laju inflasi year on year (Februari 2006 terhadap Februari 2005) sebesar 17,92 persen. Inflasi komponen inti pada Februari 2006 sebesar 0,63 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender 2006 sebesar 1,35 persen, sedangkan laju inflasi inti year on year sebesar 10,20 persen.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006