Semarang (ANTARA News) - Seharusnya perayaan Natal tidak perlu pengamanan lebih jika seluruh umat manusia dapat saling menghargai dan menghormati, kata Uskup Agung Semarang Mgr. Johanes M. Pujasumarta.

"Seharusnya tidak usah ada pengamanan ketat karena ibadah adalah hal biasa," kata Pujasumarta usai misa malam Natal di Gereja Katedral Semarang, Sabtu malam.

Ia mengatakan seharusnya di Negara Pancasila seluruh warga negaranya dapat mengedepankan toleransi antar-umat beragama.

"Ada tiga peristiwa yang melukai rasa keagamaan sebagai orang beriman yakni peristiwa amuk massa di Temanggung, bom bunuh diri di Gereja Kepunton Solo, dan pengrusakan Patung Bunda Maria di Tawangmangu," katanya.

Peristiwa pada tahun 2011 tersebut, tambah Pujasumarta seharusya tidak lagi terjadi pada tahun 2012. Hal tersebut harus didukung dengan mendorong rasa persaudaraan dengan sesama.

Gerakan MPR yang menegakkan empat pilar, yakni Pancasila sebagai ideologi bangsa, UUD sebagai ideologi konstitusional, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI diharapkan menjadikan Indonesia lebih baik.

Pujasumarta juga berharap pada tahun 2012 ada dialog dengan umat, sikap toleransi, saling menghormati, dan saling mengasihi yang lebih baik.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Soemarmo bersama rombongan dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) setempat melakukan pantauan ke sejumlah gereja, di antaranya di Gereja Katedral Semarang.

Wali Kota Semarang menyempatkan diri berbincang kepada salah satu umat untuk mengucapkan selamat natal dan mendoakan untuk perayaan Natal tahun ini.

Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa perayaan Natal di Semarang aman.

Yuli (23), salah satu umat yang usai mengikuti misa malam Natal warga Papandayan mengaku bersyukur dapat merayakan Natal tahun ini. Dia lantas berharap pada tahun depan tingkat keimanannya akan lebih baik. (N008/Y008)

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2011