Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Kholil Staquf bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil mendiskusikan tema yang luas, termasuk tentang cara menyelamatkan aset-aset NU.
“Kami berdiskusi panjang dengan tema sangat luas dan menarik, terutama penjajakan kerja sama antara NU dan BPN. Termasuk mewujudkan gagasan inovatif dari Pak Sofyan untuk kemajuan NU ke depan,“ kata Gus Yahya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Gus Yahya menerima kunjungan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil di Lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Krama Raya 164, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Gus Yahya: Parpol tidak boleh eksploitasi NU untuk politik
Baca juga: Gus Yahya: Parpol tidak boleh eksploitasi NU untuk politik
Gus Yahya berharap NU dan BPN maupun lembaga yang dikembangkan akan semakin erat bekerja sama, baik bidang aset, pendidikan, dan ekonomi umat.
“Insyaallah seluruh kerja sama ini akan bermanfaat bagi warga NU,” kata dia.
Sementara itu, Sofyan Djalil menjelaskan sebelumnya sudah ada memorandum of understanding (MoU) antara NU dan BPN namun sudah kedaluwarsa. Oleh karena itu, katanya, kerja sama tersebut akan dilanjutkan dan diperbaiki lebih baik lagi.
Baca juga: Ketum PBNU: NU akan gelar 2 kegiatan berskala internasional
Baca juga: PBNU akan gelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban
Baca juga: Ketum PBNU: NU akan gelar 2 kegiatan berskala internasional
Baca juga: PBNU akan gelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban
“BPN punya kewajiban mendaftarkan seluruh aset NU, seperti tanah wakaf banyak yang belum bersertifikat sehingga berpotensi terjadi konflik tanah di masa depan,” kata Sofyan Djalil.
Ia siap menggerakkan aparat BPN di seluruh Indonesia untuk menjalin komunikasi dan kerja sama dengan PWNU dan PCNU seluruh Indonesia.
“Insyaallah kerja sama akan dipercepat. Kami akan menggerakkan jajaran BPN seluruh Indonesia di tingkat daerah untuk mendata aset NU di daerah,” katanya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022