Pesan Natal uskup asal Manado, Sulawesi Utara, itu merefleksikan salah satu naas dalam Kitab Suci yang berbunyi "Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar (Yesaya 9:1a)".
Ia menegaskan, perbuatan yang merusak, merugikan serta menghancurkan kemanusiaan adalah sebuah kenyataan yang tengah menyelimuti lingkungan hidup umat manusia dewasa ini.
"Kampanye pemberantasan korupsi hampir dikumandangkan di mana-mana, namun nyatanya hanya menyengsarakan rakyat," katanya. Ia menambahkan bahwa Natal yang hadir saat ini mengajak semua umat manusia untuk bersikap sebagai satu saudara.
"Natal yang hadir dalam penjelmaan diri Yesus Kristus mendorong kita semua untuk melakukan pekerjaan bersaudara dan tidak melakukan pekerjaan yang merugikan orang lain atau menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan kepada kita. Dalam tugas apapun, kita dilarang untuk membangun dan menyuburkan praktik korupsi bersaudara," katanya.
Uskup Turang mengimbau para pelayan publik yang beriman Katolik, termasuk pelayan gerejawi, harus berani melakukan praktik hidup sesuai kaidah-kaidah yang telah digariskan oleh Yesus Kristus dengan tetap mengedepankan cinta kasih terhadap sesama.
"Anda tidak boleh menyatukan diri dengan arus merusak, mencuri, merampas dan memeras dalam pelayanan publik dan pastoral. Kita harus puas dengan apa yang menjadi hak kita," kata Uskup Turang.
Dengan demikian, tambahnya, "Kita telah menghadirkan sebuah pulau tata kelola yang baik dan bersih dari korupsi dalam hidup kita sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, kelompok umat basis, serta perkantoran dan tempat kerja lainnya".
Pesan Natal tahun ini, tambahnya, mengajak semua umat untuk memajukan lingkungan yang bebas dari kegelapan korupsi agar tanda kehadiran Allah yang adalah terang hidup manusia sungguh semakin nyata.
"Kita merayakan Natal dengan penuh syukur dan kita berupaya menyandang sikap hidup Yesus yang peduli akan kesejahteraan sesama dan tidak serakah demi kenyamanan diri sendiri".
"Kita seakan mendapat desakan dan dorongan baru untuk menjadi jujur dalam hidup ini, agar Allah selalu beserta kita dan hadir dalam hati kita serta menyinari praktik hidup kita sehari-hari," katanya.
Uskup Turang menegaskan, "Kita harus membangun hidup yang bebas dari tindakan yang merugikan sesama dan masyarakat, menghargai hidup serta milik sesama, terutama milik publik dan rela hidup dengan siapa saja tanpa membedakan suku, agama, ras maupun golongan."
Semua personel
Dalam pengaman misa malam Natal dan perayaannya, semua personel Kepolisian Resort (Polres) Kupang Kota dikerahkan ke tempat-tempat ibadah di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memberi rasa nyaman bagi umat Kristiani menyambut perayaan kelahiran Yesus Kristus.
"Selain gereja sebagai sasaran pengamanan utama, anggota polisi juga diterjunkan ke pusat-pusat perbelanjaan serta jalan raya untuk mengatur arus lalu lintas agar tidak menganggu kenyamanan umat Kristiani merayakan misa malam Natal," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) Polres Kupang Kota, Iptu Simon Satu.
Ia mengatakan, anggota Polres Kupang Kota juga melakukan operasi ke pemukiman penduduk untuk mencegah kemungkinan terjadinya aksi kejahatan di saat umat meninggalkan rumahnya menuju gereja serta memberantasan aksi bunyi-bunyian seperti petasan dan mercon.
"Bunyi petasan yang terkadang menggelegar sangat menganggu kenyamanan umat Kristiani dalam merayakan malam Natal yang diyakini sebagai malam kelahiran Yesus Kristus pada 2000 tahun lampau yang masih mentradisi sampai sekarang," ujarnya.
Simon mengatakan petugas keamanan akan menyita semua petasan dan mercon dalam operasi sekaligus mengamankan penggunanya, karena sudah menjadi instruksi dari tingkat atas yang harus diamankan.
"Petasan boleh digunakan tetapi setelah Natal dan saat menyambut datangnya fajar Tahun Baru 2012. Siapapun boleh mengekspresikan kebahagiaannya dengan bermain petasan, yang penting dilakukan setekah Natal," katanya menegaskan.
Misa malam Natal untuk umat Katolik akan dilangsungkan pada pukul 19.00 Wita. Semua rumah ibadah yang ada di Kota Kupang dipasang lagi dengan tenda di halaman gereja untuk menampung umat yang tidak kebagian di dalam gereja pada misa malam Natal.
(T.ANT-296/L003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011