Jakarta (ANTARA News) - Malam itu, Rabu (18/10) sekitar pukul 20.00 WIB Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi mengumumkan nama-nama menteri hasil reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Dahlan Iskan ditunjuk menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggantikan menteri sebelumnya Mustafa Abubakar.
Saat Kepala Negara mengumumkan nama-nama para pembantunya itu, Dahlan memilih melakukan nonton bareng melalui layar tv plasma di ruang kantornya di Kantor Pusat PLN didampingi sang istri Ny Nafsiah Sabri, sejumlah karyawan PLN dan belasan wartawan media cetak dan elekronik.
Ketika Presiden menyebutkan nama Dahlan menjadi orang nomor satu di Kementerian BUMN, Dahlan tidak memberikan respon apa-apa. Dahlan yang duduk santai berselonjor di bawah sofa coklat terlihat biasa saja dan tanpa ekspresi apapun.
Detik itu pula para jurnalis langsung memberondong Dahlan dengan sejumlah pertanyaan seputar bagaimana langkah yang akan ditempuhnya untuk membenahi dan merevitalisasi BUMN ke depan.
Pernyataan pertama yang keluar dari mulutnya yang perlu dilakukan segera adalah rapat di BUMN harus dikurangi hingga 50 persen. "Terlalu sering mengikuti rapat, pejabat BUMN itu justru semakin tidak fokus pada pekerjaannya," kata Dahlan.
Demikian juga dengan lalu lintas surat menyurat di BUMN, menurutnya harus dikurangi secara drastis sebagai bagian dari efisiensi perusahaan.
Keesokan harinya, Kamis 19 Oktober 2011 di Kantor Kepresidenan, Dahlan pun resmi dilantik menjadi Menteri BUMN yang tugasnya membenahi dan menjadi Pembina sebanyak 141 BUMN.
Sosok Dahlan di setiap kesempatan sepertinya telah menjadi perhatian publik. Dahlan dengan penampilannya yang khas mampu mencuri perhatian publik.
Usai dilantik di Istana Kepresidenan, Dahlan langsung mendatangi Kantor Kementerian BUMN di Jalan Merdeka Selatan Jakarta untuk acara serah terima jabatan dengan Mustafa Abubakar.
Tidak seperti para direksi BUMN dan pejabat Kementerian BUMN yang umumnya menggunakan stelan jas lengkap, Dahlan justru hanya mengenakan kemeja putih lengan panjang dan sepatu kets.
Suasana acara pisah sambut tersebut cukup mencair karena Dahlan berkali-kali menyampaikan pernyataan dan pengakuannya bagaimana awalnya "dipaksa" menjadi Menteri BUMN... yang mengundang tawa para hadirin.
Dahlan berpidato tanpa teks. Tidak berlama-lama, namun didalamnya tertuang pemikiran besar bagaimana kiatnya membenahi BUMN ke depan.
Terpilihnya Dahlan menjadi menteri BUMN sepertinya sudah banyak diduga banyak kalangan dengan respon positif.
Pengamat BUMN Muhammad Said Didu menilai penempatan Dahlan Iskan memimpin Kementerian BUMN merupakan keputusan yang tepat.
Memiliki kapasitas, gaya kepemimpinannya yang elegan, cepat mengambil keputusan, integritas tinggi dan berbekal pengetahuan korporasi yang sangat cukup.
"Di bawah kepemimpinan Dahlan penanganan BUMN bisa lebih baik lagi. Beliau memiliki segalanya baik dari sisi integritas maupun pengalaman dia di bidang bisnis," kata Said yang juga mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini.
Selain itu Dahlan juga mewajibkan dirinya dan pejabat di Kementerian BUMN untuk mengikuti rapat pimpinan pada hari Selasa setiap minggu. Saat yang sama direksi dan komisaris BUMN juga harus rapat direksi di masing-masing perusahaan, sehingga tidak ada pejabat yang "berkeliaran".
Dahlan bergerak cepat dan tidak ingin sedikit pun memperlambat ritme kerjanya dalam membenahi BUMN.
Dalam sepekan memimpin Kementerian BUMN, Dahlan yang merupakan mantan CEO Jawa Pos Group ini langsung secara maraton tidak kenal hari Sabtu, Minggu ataupun hari libur meninjau sejumlah BUMN.
Sederet perusahaan yang langsung mendapat sentuhan Dahlan meliputi PT Angkasa Pura I, PT Jasa Marga Tbk, PT Kereta Api Indonesia, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Industri Kapal Indonesia, PT Kerta Leces, PT Perkebunan Nusantara, PT Pal Indonesia, termasuk PLN.
Tiada hari tanpa kerja, mengunjungi BUMN untuk mencari tahu permasalahan setiap BUMN termasuk memberikan solusi jangka pendek, menengah dan panjang menjadi "trade mark" Dahlan.
Lantas apa saja yang menjadi buah pikiran Dahlan untuk menyelesaikan berbagai keruwetan yang dialami sebagian besar BUMN itu?
Langkah awal untuk membenahi perusahaan milik negara, yaitu pertama menyelesaikan penanganan aset bermasalah pada 142 BUMN.
"Ini sejalan dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa aset BUMN yang berjumlah sekitar Rp2.500 triliun itu harus diverifikasi ulang. Dalam aset tersebut banyak yang tidak produktif dan membebani perusahaan," ujarnya.
Kedua, membentuk "The Dream Team" pada susunan direksi dan komisaris BUMN. Direktur Utama pada setiap BUMN dibolehkan untuk mencari sendiri siapa yang cocok menjadi direksi.
Ibarat sepak bola, Dahlan ingin membentuk tim manajemen yang lebih profesional, tidak asal-asalan sehingga menjadi sekumpulan direksi yang utuh dalam meningkatkan kinerja usaha ke depan.
Dream Team ini selain meningkatkan kerja sama yang lebih solid juga untuk menghindari intervensi dari dalam perusahaan maupun intervensi dari luar.
BUMN menurutnya masih terbebani besarnya intervensi baik dari luar perusahaan maupun intervensi yang diundang sendiri oleh orang dalam perusahaan.
"Jika terbukti ada direksi yang jelas-jelas mengundang intervensi kepada perusahaan, maka saya akan pecat," tegas Dahlan.
Adapun langkah ke tiga yaitu pengurangan jumlah (right sizing) BUMN dari saat ini sebanyak 141 BUMN menjadi sekitar 78 BUMN pada 2014, dan hanya menyisakan 25 BUMN pada 2025 agar lebih fokus dan sesuai dengan sektor yang benar-benar mendukung perekonomian nasional.
Mantan Direktur Utama PT PLN ini juga memberi catatan khusus bagi BUMN yang dalam kondisi merugi.
Melalui program restrukturisasi, Kementerian BUMN melakukan restrukturisasi terhadap 15 perusahaan melalui pola akuisisi maupun pelepasan kepemilikan saham secara terbatas.
Terdapat 15 BUMN mengalami kerugian pada 2010 meliputi PT Pal Indonesia, Industri Sandang, Jakarta Llyoid, PT Garam, PT Iglas, PT Boma Bisma Indra, PT Primissima, PT Industri Kapal Indonesia, PT Pradnya Paramita, PT Balai Pustaka, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kertas Kraft Aceh.
"Ada dua hal dua yang menyebabkan BUMN rugi bahkan bangkrut, pertama adalah industri tersebut sudah habis ditelan zaman, kedua kesalahan karena 'human error' atau salah kelola. Kalau karena salah manajemen, ya 'manajemennya diperbaiki,'" katanya.
Tidak cukup sampai di situ. Secara mengejutkan Dahlan juga membeberkan sejumlah mimpinya membawa BUMN tidak saja memiliki kinerja yang makin kinclong, namun juga mampu menjadi perusahaan berskala dunia ("world class company").
Tiga sektor akan "diraksasakan", yaitu BUMN pangan, BUMN properti, dan BUMN transportasi. BUMN ini harus lebih kuat dan bahkan mampu mengalahkan swasta.
Alasan membentuk BUMN Pangan demi menjaga ketahanan pangan dari ancaman terjadinya krisis pangan. Program ini pada tahap awal akan mencetak lahan seluas 100.000 ha pada 2012, dan mencapai 1 juta hektar pada 2014.
Sementara dari sisi infrastruktur saat ini yang harus dilakukan adalah pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Minyak Sawit Kuala Tanjung, di Sumatera Utara, karena sangat strategis menjadi lalu lintas kapal dan arus komoditi.
Pada transportasi darat akan mempercepat menyelesaikan pembangunan "double track" jalan kereta api Jakarta-Surabaya, serta menyelesaikan jalan tol terutama trans Jawa.
"Pengembangan infrastruktur dan transportasi karena selama ini sistem logistik dan distribusi di Indonesia sangat belum memadai yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi," ujarnya.
Pada sektor properti nantinya akan mengelola secara korporasi asset tidak produktif BUMN yang nilainya diperkirakan bisa mencapai sekitar Rp500 triliun, yang akan ditangani Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia yang berkoordinasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset.
Ide pembentukan BUMN Properti disambut positif pengamat properti Ali Tranghanda. Manajemen aset "idle" (aset yang belum dimanfaatkan) milik BUMN harus diperbaiki sehingga pengelolaan serta pemanfaatan aset BUMN bisa lebih baik dan optimal.
Secara keseluruhan diutarakan Dahlan, jika mimpi-mimpi tersebut tidak direalisasikan sekarang juga maka Indonesia akan diserbu asing dan tidak bisa memanfaatkan pertumbuhan ekonomi.
Direksi Jangan Cengeng
Sebagai seorang yang berpengalaman menangani perusahaan, Dahlan sepertinya mengerti betul bagaimana menjadi seorang pemimpin perusahaan korporasi.
Ia berpandangan bahwa BUMN berbeda dengan instansi yang penuh birokrasi sehingga direksinya tidak berperilaku cengeng, tapi sebaliknya harus tangguh pekerja keras agar dapat membawa perusahaan ke arah yang lebih baik. Tidak ada waktu bagi para direksi untuk mengeluh, sebentar-sebentar minta petunjuk, sedikit-sedikit minta arahan, minta selalu dibuatkan keputusan.
Untuk itu, Kementerian BUMN saat ini pun sudah mengeluarkan kebijakan pelimpahan sebanyak 18 kewenangan kementerian kepada korporasi.
"Pelimpahan wewenang tersebut riil dan konkrit, sehingga tidak ada lagi intervensi dari luar perusahaan dalam pengambilan keputusan yang sifatnya korporasi," katanya.
Pelimpahan wewenang juga diserahkan kepada dewan komisaris agar bersikap tegas dalam pengambilan keputusan.
"Komisaris harus mampu menyatakan tidak atau ya. Komisaris jangan memberikan pernyataan atau keputusan yang `banci. Ibarat ibu-ibu...kalau hamil ya hamil. Tidak ada setengah hamil atau agak hamil," katanya.
Selain pandai menyampaikan buah pemikiran dan pandangan, ternyata Dahlan juga pandai memberi contoh bagaimana menempat kan diri sebagai seorang pemimpin tidak saja kepada direksi BUMN tetapi juga bagi pejabat di negeri ini. Pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951, pada Jumat, 23 Agustus 2011 menumpang KRL Commuter Line Jabodetabek menuju Stasiun Bogor selanjutnya menumpang ojek untuk mengikuti Rapat Kerja Pemerintah di Istana Bogor.
Tidak seperti pada umumnya pejabat, Dahlan juga tidak segan-segan makan di kantin berbaur dengan karyawan maupun dengan para jurnalis.
Cegah Perampokan BUMN
BUMN di hampir semua kalangan masih identik dengan sapi perahan, alat politik, dan sarang korupsi.
Stigma negatif terhadap BUMN masih melekat. Perusahaan besar seperti Pertamina, PLN dan perusahaan sektor lainnya menjadi sasaran empuk untuk mengambil keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Untuk itu Dahlan menyatakan siap perang. Berbekal laporan dari Jasa Marga bahwa saat ini ada oknum tertentu yang ingin menguasai aset BUMN berupa jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) S ruas Pondok Pinang-Taman Mini sepanjang 14 km.
Oknum tersebut dinilai akan berupaya "merampok" aset BUMN untuk yang ketiga kalinya.
Tanpa rasa takut, Dahlan membocorkan kepada media massa identitas oknum yang dimaksud yaitu seorang pengusaha yang malang melintang dalam proyek pembangunan jalan tol.
Oknum tersebut melakukan aksi kejahatan merampok aset BUMN sebanyak dua kali dengan modus melakukan pinjaman perbankan dan menerbitkan surat utang (commercial paper) yang menimbulkan kerugian Negara triliuan rupiah.
Untuk mencegah praktik praktik kejahatan tersebut, Dahlan menggandeng Kejaksaan Agung.
Keberanian Dahlan mendapat dukungan dari Ketua DPR-RI Marzuki Alie. "Dahlan akan menghadapi rampok-rampok BUMN, ya? Ini sudah terjadi sejak lama," kata Marzuki.
Untuk itu ujar politisi dari Demokrat ini, masyarakat harus mendukung langkah yang ditempuh Menteri BUMN tersebut apalagi upaya perampok aset BUMN sudah semakin terbuka.
Di tengah kondisi ekonomi dunia dan domestik yang dinamis, capaian kinerja BUMN pada semester I 2011 dinilai cukup menggemberakan. Laba bersih meningkat hingga 39 persen dibanding realisasi pada periode yang sama tahun 2010.
Sinyal kinerja menggembirakan itu tergambar dari sejumlah indikator keuangan pokok. Total aset BUMN tumbuh 15,69 persen, dari Rp 2,296,22 triliun pada Semester I 2010 menjadi Rp 2.656,38 triliun pada semester I 2011.
Peran BUMN juga semakin besar dalam rangka program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dari total komitmen investasi sebesar Rp835,6 trilun hingga tahun 2014.
Sementara pada semester I 2011 total investasi BUMN yang telah terlealisasi mencapai sekitar Rp53,87 triliun, 1 miliar dolar AS, dan 35 miliar yen Jepang.
Secara keseluruhan dalam fungsinya BUMN merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa, memberikan sumbangan kepada penerimaan negara, dan meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional.
Namun pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sepak terjang seorang Dahlan yang dipercaya membenahi BUMN mendapat dukungan penuh dari semua pihak. Sehingga langkah kuda yang sudah dilakoni Dahlan efektif mendorong BUMN menjadi mesin pertumbuhan ekonomi serta dapat meningkatkan lapangan kerja. (R017)
Oleh Catatan akhir tahun oleh Roike
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Kita banti pak DI dengan -kerja keras dan berfikir cerdas >>>