Alasannya, pertemuan itu dihadiri tidak hanya oleh perwakilan dari pemerintah, tetapi juga akademisi, praktisi, dan aktivis dari organisasi masyarakat sipil.
"Ini platform yang paling tepat untuk kolaborasi, bekerja sama, baik antarnasional, kawasan, dan regional di dalam penanganan kebencanaan ini. Kami juga melihat di sana sini banyak sekali local wisdom (kearifan lokal, Red.) yang membantu upaya menangani bencana," kata Retno saat meninjau kesiapan acara di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Nusa Dua di Badung, Bali, Selasa.
Retno lanjut menyampaikan acara itu diikuti oleh lebih dari 6.000 peserta, yang 70 di antaranya hadir langsung ke lokasi acara. Dari total 6.000 peserta, 24 persen di antaranya merupakan perwakilan dari organisasi nonpemerintah (NGO), 20 persen lainnya perwakilan pemerintah, kelompok akademisi ada 11 persen, dan kalangan bisnis 7 persen. Para peserta yang mengikuti rangkaian GPDRR itu berasal dari 183 negara.
"Sekali lagi, ini pertemuan UN (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang sangat penting di bidang disaster risk reduction (pengurangan risiko bencana, Red.), yang paling besar, dan ini besar dari segi size (jumlah peserta, karena tadi saya sampaikan sekitar 70 persen dari sekitar 6.000 orang akan datang in person (langsung, Red.), dan sekali lagi ini akan mendorong agar negara-negara dunia terus melakukan kerja sama dan kolaborasi penanganan bencana dan mengubah risiko bencana jadi ketahanan terhadap bencana," kata Retno Marsudi.
Platform Global (GP/GPDRR) merupakan forum antarnnegara dan lintas lembaga yang membahas upaya dunia mengurangi risiko bencana. Dalam pertemuan itu, para delegasi mengevaluasi penerapan Sendai Framework/Kerangka Kerja Sendai, yang menjadi acuan negara-negara dalam membuat kebijakan kesiapsiagaan dan program-program kebencanaan lainnya.
Kegiatan itu merupakan agenda rutin Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) yang telah diakui oleh Majelis Umum PBB.
Indonesia menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan GPDRR tahun ini bekerja sama dengan UNDRR. Indonesia pun jadi negara pertama di Asia yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan GPDRR.
Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan membuka langsung penyelenggaraan GPDRR 2022, Rabu (25/5). Acara pembukaan itu bakal dihadiri oleh lebih dari 30 menteri negara sahabat.
Beberapa pejabat tinggi PBB juga mengikuti kegiatan GPDRR secara langsung, di antaranya Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amina J. Mohammed, Perwakilan khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori, Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid, dan Direktur Biro Krisis UNDP Asako Okai.
Baca juga: Menlu Retno: RI ingin tunjukkan kepemimpinan di isu kebencanaan
Baca juga: BNPB sebut tiga alasan Indonesia tertarik jadi tuan rumah GPDRR 2022
Baca juga: BMKG dorong komunitas internasional bangun sistem peringatan dini
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022