Tanjung Selor (ANTARA) - Salah satu visi misi pembangunan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) adalah mengembangkan pembangunan berkelanjutan dalam rangka "pertumbuhan hijau" (green growth).
Hal itu ditegaskan Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang di depan Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan dan Humaniora Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Ahmad Najib Burhani, Selasa.
"Green growth" atau "pertumbuhan ekonomi hijau" adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat namun juga ramah lingkungan, serta inklusif secara sosial.
Berbeda dengan model pembangunan konvensional yang mengandalkan praktik yang tidak berkelanjutan seperti pengurasan dan penghancuran sumber daya alam.
"Kaltara dengan kawasan hutan lebih 5 juta hektare memiliki kepentingan besar guna menerapkan ekonomi hijau. Untuk itu, kami komitmen merencanakan pembangunan secara berkelanjutan dalam konsep pertumbuhan hijau," kata Zainal dalam Focus Group Discussion (FGD) Pembangunan Ekonomi Hijau dan Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Indonesia, secara daring.
FGD ini dilaksanakan oleh BRIN menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara.
Zainal menjelaskan, ekosistem ekonomi hijau Kaltara sudah berjalan. Terlihat dengan komitmen daerah ini menjadi bagian anggota Governors Climate and Forest (CGF) Task Force yang terdiri atas gubernur dari berbagai penjuru dunia yang komitmen terhadap perubahan iklim dan kehutanan.
"Saya juga memperkuat kebijakan transfer anggaran profit berbasis ekologi untuk mendorong kabupaten/kota meningkatkan kinerja ekologinya," papar Zainal.
Pada sektor energi, Pemprov Kaltara menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan dan PLTA Mentarang sebagai prioritas pembangunan 2021-2024.
ebagai provinsi yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga, Provinsi Kaltara juga mengembangkan energi baru terbarukan melalui usulan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di daerah terluar dan daerah perbatasan.
"Di sektor industri, kita ketahui pak Presiden Jokowi pada 21 Desember 2021 sudah meletakkan batu pertama pembangunan Kawasan Industri Hijau terbesar di dunia, yaitu KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi di Kabupaten Bulungan. Mulai sektor hulu sampai hilirnya berada dalam konsep hijau dan berkelanjutan," ujarnya.
Yang tidak kalah menariknya kata Gubernur Zainal adalah pengembangan kawasan pertanian organik di Krayan, Kabupaten Nunukan.
"Melalui kawasan padi organik di Krayan dengan pengelolaan sawah menggunakan kerbau menjadi program unggulan. Selain itu pengembangan food estate dengan varietas yang mendukung penurunan emisi karbon juga sedang digagas," ujarnya.
Baca juga: Kadin sarankan lima cara percepat investasi berkelanjutan
Baca juga: BI: Pemahaman terkait data dorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
Pewarta: Ayu Prameswari
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022